Desember: Tsunami Selat Sunda, Kebutuhan Bilik Cinta di Tahanan

Kaleidoskop Kesehatan 2018

Desember: Tsunami Selat Sunda, Kebutuhan Bilik Cinta di Tahanan

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 31 Des 2018 15:35 WIB
Desember: Tsunami Selat Sunda, Kebutuhan Bilik Cinta di Tahanan
Gunung Anak Krakatau sebelum meletus. (Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto)
Jakarta - Menutup tahun 2018, Indonesia lagi-lagi ditimpa bencana. Erupsi gunung Anak Krakatau memicu tsunami di Selat Sunda dan menghujani wilayah sekitarnya dengan abu vulkanik. Mereka yang berhasil selamat dari bencana awal mulai terancam kesehatannya.

Di lain sisi persidangan tersangka kasus suap Wahid Husain membuka fakta menarik tentang Lapas Suka Miskin. Jaksa menyebut bahwa di lapas terdapat berbagai fasilitas mewah termasuk ruangan khusus untuk melakukan hubungan badan. Hal ini lalu memicu perdebatan.

Untuk topik hangat yang ramai dibahas lagi-lagi rokok mendapat sorotan. Kali ini para ahli membahas apakah vape benar lebih aman dari rokok biasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak rangkuman lengkapnya sebagai berikut:

Tsunami dan abu vulkanik Anak Krakatau

Foto: Antara Foto

Tanpa ada gempa atau peringatan sebelumnya pada Sabtu (22/12) tiba-tiba saja tsunami menerjang area sekitar Selat Sunda. Hingga saat ini tercatat ada 439 korban meninggal terutama di daerah dekat pantai di Banteng dan Lampung.

Pemicunya menurut beberapa ahli karena aktivitas vulkanik gunung Anak Krakatau. Sudah beberapa kali gunung meletus memuntahkan abu vulkanik ke langit yang mencapai ketinggian lebih dari 10 kilometer.

Warga yang selamat dari ancaman tsunami awal kini harus menghadapi bahaya kesehatan lain yaitu abu vulkanik dan buruknya sanitasi seperti dikatakan oleh Kepala Pusat Krisis Kesehatan dr Achmad Yurianto.

"Kadang karena sudah sangat lapar dan lelah, makan tidak cuci tangan," kata dr Yuri mengingatkan bahaya diare di pengungsian.

Geger pesta sex di Sleman

Foto: iStock

Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggerebek pesta seks di sebuah kamar hotel di Sleman. Saat penggerebekan pada Selasa (11/12) tengah malam, polisi mendapati 2 orang sedang bersetubuh dan 10 orang sedang menontonnya.

Psikolog klinis dari Personal Growth, Talissa Carmela, berkomentar bahwa kejadian ini sudah merupakan perilaku seks yang berlebihan. Pemicunya bisa karena dorongan fantasi seksual tanpa mempertimbangkan konsekuensi atau norma yang berlaku di masyarakat.

"Fantasi seksual dikatakan berlebihan ketika individu menjadi terobsesi dengan fantasi seksual yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan individu kesulitan untuk membedakan fantasi dan realitas, sehingga memaksakan fantasi ke dalam kehidupan nyata," kata Talita.

Kebutuhan bilik cinta di tahanan

Foto: Mukhlis Dinilah/detikFoto

Dalam persidangan tersangka kasus suap Wahid Husain terungkap fakta ada beberapa fasilitas mewah di Lapas Suka Miskin. Salah satunya adalah bilik bercinta yang disebut jaksa sempat digunakan oleh pasangan artis Fahmi dan Inneke.

Hal ini memicu perdebatan tentang diperlukannya bilik bercinta dalam tahanan. Ada yang menolaknya karena menganggap itu kemewahan tapi ada juga yang mendukung untuk alasan kemanusiaan.

"Demi alasan kemanusiaan, pemerintah sebaiknya menyediakan bilik cinta bagi para tahanan. Bila bisa disegerakan tentu lebih baik. Pemenuhan kebutuhan seks tak bisa dipandang sebelah mata," kata spesialis andrologi dr Wimpie Pangkahila.

Vape vs rokok

Foto: iStock

Less harmful atau lebih tepatnya tidak sebahaya rokok konvensional, menjadi iming-iming dari industri rokok elektrik atau vape. Hal ini lah yang sepertinya membuat tren vape meningkat belakangan ini.

Di kalangan peneliti sendiri ada dua argumen. Beberapa menyebut bahwa vape harus dihindari karena berbahaya dan dapat jadi gerbang baru untuk mencoba rokok karena banyak anak muda tertarik mencobanya. Sebagian lain menyebut vape dapat dimanfaatkan jadi terapi alternatif perokok yang ingin berhenti.

Dalam poling yang dilakukan detikHealth sendiri sekitar 86 persen pembaca tidak setuju kalau vape dikatakan lebih aman dari rokok.

Disorientasi pilot

Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth

Setelah kejadian kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam dunia penerbangan meningkat. Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) Dr Saryanto memberi kesempatan detikHealth untuk mencoba berbagai latihan yang dibutuhkan saat menghadapi kondisi darurat di udara.

Mulai dari simulasi pesawat jatuh di air hingga ilusi visual yang mungkin dihadapi pilot saat mendaratkan pesawat.

Halaman 2 dari 6

Tanpa ada gempa atau peringatan sebelumnya pada Sabtu (22/12) tiba-tiba saja tsunami menerjang area sekitar Selat Sunda. Hingga saat ini tercatat ada 439 korban meninggal terutama di daerah dekat pantai di Banteng dan Lampung.

Pemicunya menurut beberapa ahli karena aktivitas vulkanik gunung Anak Krakatau. Sudah beberapa kali gunung meletus memuntahkan abu vulkanik ke langit yang mencapai ketinggian lebih dari 10 kilometer.

Warga yang selamat dari ancaman tsunami awal kini harus menghadapi bahaya kesehatan lain yaitu abu vulkanik dan buruknya sanitasi seperti dikatakan oleh Kepala Pusat Krisis Kesehatan dr Achmad Yurianto.

"Kadang karena sudah sangat lapar dan lelah, makan tidak cuci tangan," kata dr Yuri mengingatkan bahaya diare di pengungsian.

Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggerebek pesta seks di sebuah kamar hotel di Sleman. Saat penggerebekan pada Selasa (11/12) tengah malam, polisi mendapati 2 orang sedang bersetubuh dan 10 orang sedang menontonnya.

Psikolog klinis dari Personal Growth, Talissa Carmela, berkomentar bahwa kejadian ini sudah merupakan perilaku seks yang berlebihan. Pemicunya bisa karena dorongan fantasi seksual tanpa mempertimbangkan konsekuensi atau norma yang berlaku di masyarakat.

"Fantasi seksual dikatakan berlebihan ketika individu menjadi terobsesi dengan fantasi seksual yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan individu kesulitan untuk membedakan fantasi dan realitas, sehingga memaksakan fantasi ke dalam kehidupan nyata," kata Talita.

Dalam persidangan tersangka kasus suap Wahid Husain terungkap fakta ada beberapa fasilitas mewah di Lapas Suka Miskin. Salah satunya adalah bilik bercinta yang disebut jaksa sempat digunakan oleh pasangan artis Fahmi dan Inneke.

Hal ini memicu perdebatan tentang diperlukannya bilik bercinta dalam tahanan. Ada yang menolaknya karena menganggap itu kemewahan tapi ada juga yang mendukung untuk alasan kemanusiaan.

"Demi alasan kemanusiaan, pemerintah sebaiknya menyediakan bilik cinta bagi para tahanan. Bila bisa disegerakan tentu lebih baik. Pemenuhan kebutuhan seks tak bisa dipandang sebelah mata," kata spesialis andrologi dr Wimpie Pangkahila.

Less harmful atau lebih tepatnya tidak sebahaya rokok konvensional, menjadi iming-iming dari industri rokok elektrik atau vape. Hal ini lah yang sepertinya membuat tren vape meningkat belakangan ini.

Di kalangan peneliti sendiri ada dua argumen. Beberapa menyebut bahwa vape harus dihindari karena berbahaya dan dapat jadi gerbang baru untuk mencoba rokok karena banyak anak muda tertarik mencobanya. Sebagian lain menyebut vape dapat dimanfaatkan jadi terapi alternatif perokok yang ingin berhenti.

Dalam poling yang dilakukan detikHealth sendiri sekitar 86 persen pembaca tidak setuju kalau vape dikatakan lebih aman dari rokok.

Setelah kejadian kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam dunia penerbangan meningkat. Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) Dr Saryanto memberi kesempatan detikHealth untuk mencoba berbagai latihan yang dibutuhkan saat menghadapi kondisi darurat di udara.

Mulai dari simulasi pesawat jatuh di air hingga ilusi visual yang mungkin dihadapi pilot saat mendaratkan pesawat.

(fds/up)

Kaleidoskop Kesehatan 2018
31 Konten
Berbagai informasi kesehatan meramaikan tahun 2018. Mulai dari hoaks tentang penyakit yang tidak jelas sumbernya, hingga kebijakan-kebijakan penting yang menyangkut kesehatan masyarakat. detikHealth merangkumnya untuk pembaca.
Berita Terkait