Dikutip dari Mayo Clinic, kematian tiba-tiba pada usia muda sebetulnya adalah hal yang asing. Sebarannya diperkirakan hanya 1 dari 50 ribu kasus tiap tahun. Serangan jantung biasanya menjadi sebab utama pada kematian dengan usia kurang dari 35 tahun.
Serangan jantung pada usia muda yang berakhir kematian tiba-tiba, berbeda dengan gangguan serupa pada lansia. Penyakit jantung pada lansia biasanya diawali gangguan pada pembuluh darah. Pada usia muda, gangguan diakibatkan abnormalitas jantung yang tidak terdeteksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pingsan tanpa sebab
|
Foto: Thinkstock
|
Nafas pendek
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Nafas pendek dan sakit dada bisa mengindikasikan risiko mengalami kematian tiba-tiba akibat serangan jantung. Kondisi lain yang ditandai dengan nafas pendek pada usia muda adalah masalah pernapasan, misal asma.
Adanya sejarah keluarga
|
Foto: thinkstock
|
Sejarah keluarga menentukan peluang seseorang mengalami kematian tiba-tiba. Hal ini menjadi risiko utama karena berisiko terulang. Bila memiliki sejarah kematian tiba-tiba, sebaiknya bicarakan dengan pelatih atau dokter terkait untuk melanjutkan kegiatan olahraga.
Kendala beraktivitas
|
Foto: Thinkstock
|
Opsi yang biasa dipilih adalah pemasangan cardioverter-defibrillator (ICD), yang memonitor irama jantung. ICD akan mengirim arus litrik jika terjadi gangguan irama jantung yang membahayakan nyawa.
Halaman 2 dari 5











































