Warna veneer yang nampak seperti porselen inilah yang memikat hati para konsumen untuk memakai jasa 'salon gigi' abal-abal untuk merubah dari bentuk warna giginya. Padahal meski lebih murah, veneer abal-abal berisiko memicu kerusakan.
Tidak demikian bagi Natasya Mokalu (28), seorang Personal Assistant yang memasang veener bukan untuk mengikuti tren atau gaya. Ia memasangnya untuk memperbaiki struktur gigi sehingga memilih melakukannya di dokter gigi. Kenapa nggak ke tukang gigi saja yang lebih murah?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyarankan bagi mereka yang ingin memasang veneer, jika tidak terlalu cukup modal untuk melakukan veneer, jangan coba-coba untuk memasang yang abal-abal. Karena pasti ada efek samping yang akan ditimbulkan.
"Jangan asal putih aja tapi tidak tahu bahayanya jika dipasang sembarangan," tutupnya.
Lain hal dengan Azizah Puti, yang memasang veneer di gigi di luar negeri dengan alasan estetika. Agar tampak lebih rapih dan mempunyai senyum yang simetris.
"Aku veneernya di luar negeri, karena nggak mau kayak warna lantai toilet putihnya. Biar alami aja dan nggak terlalu keliatan. Dan aku harganya 3,5 juta per gigi. Dan sejauh ini sudah 6 bulan veneer nggak ada masalah," ujar Azizah.
Nah bagaimana cerita kalian? Apakah pernah veneer gigi juga? Tulis di kolom komen ya!












































