"Prosesnya perlu waktu lama meski memang bisa sembuh sendiri, sekitar 2-3 minggu. Selama sakit, pasien harus menjalani terapi supportif dan jangan sampai menginfeksi warga lain yang sehat," kata dokter ahli penyakit tropik infeksi dr Adityo Susilo, SpPD-KPTI dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) pada detikHealth, Senin (13/5/2019).
Menurut dr Adityo terapi suportif yang dimaksud adalah kecukupan dan keseimbangan konsumsi cairan dalam tubuh, asupan gizi, dan konsumsi nutrisi tambahan sesuai saran dokter. Terapi juga meliputi perawatan luka dari cacar yang telah erupsi dan meninggalkan bekas luka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada diungkapkan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono terkait terapi penyakit cacar monyet. Pengobatan yang diberikan bertujuan meringankan keluhan yang muncul.
"Tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus monkeypox. Pengobatan yang diberikan cenderung bersifat simptomatik dan supportif untuk meringankan dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul. Meski begitu masyarakat tak perlu khawatir asal menjaga kebersihan dan kesehatan selama bepergian," kata Anung.
Pemerintah Singapura telah mengonfirmasi kasus cacar monyet pada seorang pria berkebangsaan Nigeria. Saat ini, pria tersebut dan 23 orang lain yang juga terinfeksi sedang dikarantina untuk mencegah penularan lebih lanjut. Sebanyak 23 orang tersebut sebelumnya melakukan kontak langsung dengan pria asal Nigeria.











































