Sindrom baby blues diakibatkan perubahan hormon dan situasi setiap hari yang mendadak, serta kurangnya support dari suami dan lingkungan sekitar. Sekitar 50-80 perseni istri yang melahirkan mengalami baby blues yang ternyata punya tanda khas.
"Wanita yang mengalami baby blues enggan memperhatikan bayinya. Mereka juga cenderung tidak sabaran, nggak percaya diri, dan mudah tersinggung. Ketika menemukan tanda ini bisa segera ke psikolog atau psikiater untuk penanganan lebih lanjut," kata dokter ahli jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ dari Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi.
Baby blues sebetulnya bisa dihadapi asal ibu menerima support dari suami dan lingkungan sekitar. Support ini akan lebih baik jika diterima ibu sejak mulai dinyatakan mengandung, melahirkan, hingga harus melaksanakan kewajiban kepada anak dan keluarganya.
Support yang diterima ibu mencakup fisik, mental, komunikasi, dan lingkungan. Berikut penjelasannya
1. Support di bidang fisik
Dukungan dalam bidang ini meliputi asupan bergizi seimbang serta pemeriksaan teratur. Support ini mencegah ibu merasa khawatir tidak bisa melahirkan atau membesarkan anak dengan baik.
2. Support di bidang mental
Bantuam di bidang mental membantu ibu relaksasi dan selalu berpikir positif. Istri yang akan menjadi ibu tak perlu sungkan minta bantuan, ngobrol, atau curhat mengenai kehamilan atau kehidupan setelah punya anak.
3. Menjalin komunikasi
Selama dan setelah menjalani kehamilan, istri harus menjalin komunikasi yang intensif dengan suami. Komunikasi intens memungkinkan istri tidak ragu meminta bantuan pada suami, terutama di beberapa minggu pertama saat masih beradaptasi menjadi ibu.
4. Support dari lingkungan
Dukungan ini meliputi persiapan finansial, dukungan dari seluruh keluarga, dan meningkatkan pengetahuan. Support ini membantu ibu merasa percaya diri, beradaptasi dengan tugas baru, dan tak ragu meminta bantuan jika diperlukan.
Tonton video Baby Blues, Takutkah Poppy Sovia pada 'Hantu' Pasca Melahirkan Ini?: