Vabyo sendiri mengaku bahwa ia kerap mengabaikan tanda-tanda meningkatnya faktor risiko yang muncul pada tubuhnya. Melihat ia memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
"Sebetulnya banyak gejala hipertensi sih, kayak kepala pening, leher kaku-pegal, tapi sering aku salah artikan sebagai masuk angin. Jadinya gak berobat, malah ngopi ngopi plus merokok pula. Pecah deh," ujarnya kepada detikHealth, Senin (12/8/2019).
Dalam kesempatan berbeda, dokter bedah saraf dari RS Mayapada, dr Roslan Yusni Hasan SpBS mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki faktor risiko stroke, seperti hipertensi, harus selalu melakukan pencegahan dengan mengonsumsi obat.
Orang dengan faktor risio stroke tinggi harus mengetahui tanda-tanda munculnya stroke pada dirinya. Yakni dengan mewaspadai adanya perubahan yang muncul secara mendadak.
"Mendadak nggak bisa gerak, waspada stroke. Medadak tangan dan kaki kebas, waspada stroke. Mendadak pendengarannya nggak bisa, waspada stroke. Mendadak wajahnya mencong, waspada stroke," katanya.
"Juga kalau ada perubahan mendadak pada emosionalnya, waspada stroke saja. Karena semua yang ada di tubuh terpusat di otak," imbuh dokter yang akrab disapa Ryu itu.
Ketika menemukan adanya perubahan pada tubuh secara mendadak, dr Ryu menyarankan untuk segera mendatangi rumah sakit yang menyediakan fasilitas unit stroke, seperti dokter saraf, dokter bedah saraf, MRI, dan CT scan.
Simak Video "Dialami Indra Bekti, Simak Pengertian dan Gejala Perdarahan Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(wdw/up)