Sebuah meja dengan dua sofa yang berhadapan terlihat dari luar pintu kaca. Di sebelahnya terdapat ruang kecil sebagai tempat meracik kopi yang bertuliskan Kopi Demi Anak tertera di depan. Tangga landai di bagian luar kedai tersedia untuk memudahkan akses penyandang disabilitas.
Coki baru saja membuka Kopi Demi Anak pada akhir Agustus lalu. Kedai ini berlokasi sama dengan workshop prostetik dan ortotik DARE miliknya. Dia merekrut seorang barista baru, Chairul Ichwan yang merupakan penyandang disabilitas pengguna kaki palsu. Warganet pun menyerbu media sosial Coki. Pengusaha ini dianggap hanya mencari sensasi atau marketing gimmick.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena mempekerjakan penyandang disabilitas, kedai kopi ini sempat dicibir cari sensasi. Foto: Rachman Haryanto/detikHealth |
Kedai yang berlokasi di Grand Galaxy City Ruko Sentra Komersial Blok RSK 2 no. 39 Bekasi ini rencananya akan hadir di kota-kota lainnya. Coki juga berencana akan tetap menjadikan teman disabilitas sebagai barista. Tujuannya adalah memberikan lapangan pekerjaan bagi para difabel.
"Menurut saya ini hal yang seluruh perusahaan harus lakukan ini. Memang waktu kami bikin job fair aja kita susah memang ngajak perusahaan," kata Coki.
"Karena difabel sendiri bukan sekadar jargon, bukan sekadar kata-kata pemanis. Difabel (diffable) kan artinya different ability, dan kayak Bang Ichwan, punya kemampuan dengan cara yang berbeda," tuturnya.
Penyandang disabilitas selayaknya mendapat peluang yang sama untuk bekerja. Foto: Rachman Haryanto/detikHealth |
(up/up)












































Karena mempekerjakan penyandang disabilitas, kedai kopi ini sempat dicibir cari sensasi. Foto: Rachman Haryanto/detikHealth
Penyandang disabilitas selayaknya mendapat peluang yang sama untuk bekerja. Foto: Rachman Haryanto/detikHealth