Menurut psikiater dari RS Jiwa Marzoeki Mahdi dr Lahargo Kembaren, SpKJ, perilaku seperti ini memang tidak termasuk ke dalam adiksi Compulsive Buying Disorder (CBD). Namun, hal ini bisa menandakan bahwa dirinya mengalami gangguan mood yang dapat berkembang menjadi CBD.
"Suka belanja saat liat ada diskon saja itu hanya situasional dan tidak termasuk pada CBD. Tapi hal seperti itu harus diwaspadai, karena bisa jadi orang itu mengalami gangguan mood seperti bipolar dan bisa menjadi adiksi CBD tadi," jelas dr Lahargo pada detikcom, Jumat (27/12/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Lahargo mengatakan, orang yang mengalami gangguan bipolar ini mood atau perasaannya itu sifatnya episodik. Jadi, saat perasaannya sedang di episode hipomanik ataupun manik hingga membuatnya lebih energik, dan menunjukkan bahwa orang itu mood-nya sedang meningkat.
"Nah saat mood meningkat, dilampiaskannya pada belanja ya jadinya berlebihan. Ujungnya apa, misal limit kartu kreditnya habis, beli banyak barang, bahkan nanti barang yang dibelinya malah dikasih ke orang lain," ujarnya.
Namun setelah kondisi mood atau perasaan kembali stabil, akan ada rasa sesal di dalam dirinya. Misalnya kenapa dia beli ini dan itu. dr Lahargo mengatakan, di saat seperti ini orang tersebut sedang di dalam tahap realitasnya.
Orang itu akan merasa sedih, kecewa, bahkan depresi. Di saat seperti ini, orang itu bisa berkembang bukan hanya gangguan mood bisa malah bisa jadi CBD yang berkelanjutan.
"Dalam hal ini, promo diskon itu sifatnya trigger sehingga membuat orang terpancing untuk berbelanja. Nanti saat kondisi mood orang itu meningkat, adanya diskon itu membuatnya seperti difasilitasi dalam melakukan perilaku itu dan akhirnya jadi adiksi CBD," tukasnya.
(sao/up)











































