Tapi ini yang dikeluhkan Via, salah satu pegawai toko di pusat perbelanjaan di Jakarta. Ia mengaku bisa pulang lebih malam sampai para pembeli keluar dari toko. Tak hanya itu, ia juga masih harus merapikan barang yang berantakan karena pembelinya.
"Pernah sampai setengah 11 sampai pada keluar toko (pembeli), tapi kan harus beberes dulu sampai jam 12. Barang berantakan kayak kena badai, tsunami, puting beliung deh, sampai nggak bisa bedain mana yang sale dan nggak. Ancurlah pokoknya," jelasnya pada detikcom, Jumat (27/12/19).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Via, keadaan akhir tahun seperti ini tidak sampai membuatnya stres, tapi bisa sakit. Dua hari keadaan toko ramai, ia dan temannya tumbang bahkan sampai pasang koyo di seluruh tubuh karena sakit serta linu. Beberapa pelanggannya juga bisa memborong sampai 3 kantong besar dengan jumlah yang fantastis hingga 8 juta rupiah.
Okky, salah satu pegawai di pusat perbelanjaan yang berada di Bekasi mengaku tidak sampai merasa stres. Tapi biasanya setelah bekerja, ia dan teman-temannya curhat dan meluapkan kekesalannya tentang pembeli yang mereka layani. Meski lelah, ia menyadari kalau ini sudah menjadi kewajibannya.
"Nggak stres sih kak, paling cuma gondok aja ngadepin customer yang kaya gitu. Di depan tuh customer biasa aja, tapi biasanya bareng temen di belakang ngoceh-ngoceh ngeluarin unek-unek," jawabnya sambil diiringi tawaan.
(sao/kna)











































