Laporan WHO Sebut Vaksin Corona Rusia Statusnya Masih Uji Klinis I

Laporan WHO Sebut Vaksin Corona Rusia Statusnya Masih Uji Klinis I

Firdaus Anwar - detikHealth
Rabu, 12 Agu 2020 16:44 WIB
Laporan WHO Sebut Vaksin Corona Rusia Statusnya Masih Uji Klinis I
Vaksin Corona buatan Rusia diklaim siap pakai. (Foto: AP/Alexander Zemlianichenko Jr)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan Rusia secara resmi mendaftarkan vaksin virus Corona COVID-19 yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Center of Epidemiology and Microbiology. Vaksin dengan sebutan Sputnik V tersebut diklaim menjadi yang pertama di dunia.

"Saya tahu vaksin ini cukup efektif, bisa membentuk imunitas yang stabil," kata Presiden Rusia, Vladimir Putin, seperti dikutip dari CNN, Rabu (12/8/2020).

Kabar ini ternyata mengundang banyak sikap skeptis, terutama dari kalangan ilmuwan internasional. Banyak yang mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin karena bisa selesai dalam waktu sangat cepat sementara studinya jarang dilaporkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tarik Jasarevic, mengatakan pihaknya tengah berdiskusi dengan Rusia. Menurutnya semua vaksin tetap harus memenuhi standar penilaian.

WHO dalam laporan resmi bertanggal 10 Agustus 2020 menyebut vaksin Corona yang dikembangkan Gamaleya National Research Center statusnya masih uji klinis tingkat I. Normalnya vaksin perlu menjalani uji klinis sampai tingkat III sebelum bisa digunakan untuk populasi umum.

ADVERTISEMENT

Dalam laporan WHO, pengujian vaksin Corona dari Rusia ini mulai dilakukan tanggal 17 Juni dan ditargetkan selesai tanggal 15 Agustus 2020. Hanya ada 38 orang relawan yang diketahui terlibat dalam pengujian.

"Kami sudah menghubungi otoritas kesehatan Rusia dan diskusi sedang berlangsung," kata Tarik seperti dikutip dari Reuters.




(fds/up)
Vaksin Corona Rusia
13 Konten
Rusia menyetujui vaksin Corona pertama di dunia, Sputnik V. Menggembirakan karena membawa harapan baru, tetapi juga kontroversial karena dinilai tidak melalui uji klinis yang lengkap.

Berita Terkait