Persalinan tentu menjadi momen yang paling dinantikan ibu hamil. Namun, tidak sedikit yang merasa cemas dan khawatir ketika sudah memasuki waktu persalinan, terutama bagi yang pertama kali hamil.
dr Ilham Utama Surya SpOG Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo mengatakan persalinan normal terjadi saat memasuki minggu ke 37 atau usia kehamilan sudah 42 minggu.
"Bila persalinan terjadi saat kehamilan di bawah usia 37 minggu, maka disebut persalinan prematur atau kurang bulan. Sedangkan persalinan melebihi usia kehamilan 42 minggu maka disebut postmatur, serotinus atau lewat waktu," jelas dr Ilham, dikutip dari HaiBunda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika persalinan semakin dekat, umumnya tubuh akan memunculkan berbagai tanda. Oleh karena itu, ibu hamil penting untuk mengetahui apa saja tanda-tanda persalinan sudah dekat.
Berikut tanda-tanda ibu hamil sudah mendekati persalinan.
1. Kontraksi hilang timbul semakin sering
Tanda persalinan semakin dekat yaitu rasa mulas karena kontraksi hilang timbul. Umumnya, kontraksi ini timbul lebih dari 3 kali dalam 10 menit dengan durasi lebih dari 40 detik. Pada kondisi ini, ibu hamil sudah tidak kuat untuk berjalan.
2. Keluarnya bloody show
Bloody show yaitu keluarnya lendir kental bercampur darah dari kemaluan. Kondisi ini terjadi karena munculnya plak mukus kental yang menyumbat serviks selama kehamilan. Lendir keluar saat beberapa hari sebelum persalinan hingga saat persalinan tiba akibat serviks yang mulai membuka.
3. Rasa ingin buang air besar (BAB)
Saat mengejan, ibu hamil akan menggunakan otot-otot yang dipakai untuk mengeluarkan tinja saat buang air besar (BAB) sehingga akan muncul rasa ingin BAB.
4. Ketuban pecah
Selain kontraksi, tanda persalinan semakin dekat adalah ketuban pecah. Beberapa ibu hamil akan merasakan sensasi semburan cairan yang berlebihan dari kemaluan saat ketuban pecah. Jika kamu merasa ketuban telah pecah, cobalah untuk tetap tenang. Hubungi bidan atau dokter.
5. Pimpin meneran
Pimpin meneran merupakan kondisi ketika ibu hamil menggunakan segala tenaganya untuk mengeluarkan bayi dari kemaluan. Syarat untuk melakukan tindakan ini yaitu dorongan ingin meneran, liang kemaluan membuka, lubang anus terbuka, perineum menonjol.
Selain itu, terdapat beberapa macam persalinan sebagai berikut.
1. Persalinan normal
Persalinan normal adalah persalinan cukup bulan, dengan bagian terbawah adalah kepala bayi dan presentasi ubun-ubun kecil serta melewati jalan lahir.
Pemulihan persalinan normal akan lebih awal dibandingkan seksio sesarea (caesar). Rasa nyeri akan hilang setelah persalinan terjadi dan tidak banyak mengkonsumsi obat-obatan seperti anti-nyeri dan antibiotik.
2. Persalinan Seksio sesarea (caesar)
Seksio sesarea atau metode persalinan operasi melalui perut. Proses persalinan caesar lebih cepat dibandingkan persalinan normal. Ibu hamil juga bisa mengatur jadwal persalinan.
Namun sayangnya, menurut Susan Prescott dalam bukunya The Secret Life of Your Microbiome, bayi yang lahir dari operasi cenderung memiliki penyakit alergi dibandingkan persalinan normal. Hal ini disebabkan bayi yang menjalani persalinan normal, memiliki sistem imun yang kuat sehingga lebih jarang sakit.
Proses persalinan dapat dikatakan berbahaya untuk ibu dan bayi, apabila mengalami beberapa hal berikut:
1. Persalinan macet
Persalinan macet disebabkan bayi terhambat untuk keluar. Persalinan macet berisiko retensio urin (urin tertahan di kandung kemih) dan fistula yaitu saluran yang terhubung secara tidak normal menghubungkan kandung kemih atau anus.
2. Pendarahan pasca persalinan
Setelah persalinan, sang ibu bisa saja mengalami pendarahan. Pendarahan disebabkan kontraksi rahim lemah, plasenta terperangkap atau retensi plasenta, dan perlukaan jalan lahir serta gangguan darah.
Perdarahan pasca salin merupakan penyebab kematian ibu nomor 2 di Indonesia, maka dari itu perlu pengawasan yang ketat pada kondisi ini.
Untuk mencegah terjadinya proses persalinan yang berbahaya, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu melancarkan persalinan:
1. Makan makanan yang bergizi
Makan seperti makan segar seperti sayur, buah, kacang-kacangan dan makan sayuran atau buah memberikan kecukupan vitamin dan mineral daripada makanan olahan dan berpengawet.
2. Timbang berat badan
Penambahan berat badan normalnya adalah 8-12 kg kecuali pada keadaan obesitas (berat badan berlebih) dan KEK (kekurangan energi kronis). Bila berat tidak diatur akan mempengaruhi ke berat bayi dan bunda sehingga mempersulit persalinan.
3. Olahraga
Jelang persalinan, ibu hamil dapat melakukan yoga atau senam antenatal, serta jalan pagi. Yoga maupun senam antenatal merupakan latihan untuk melenturkan otot-otot dasar panggul dan jalan pagi merupakan latihan untuk memperlancar sirkulasi.
Selain itu, di masa pandemi COVID-19 ibu hamil penting melakukan rapid sebelum melakukan persalinan. Bila hasil tes rapid negatif, persalinan dapat dilakukan di puskesmas atau bidan. Tetapi, bila hasil rapid positif, harus melakukan persalinan di rumah sakit dengan fasilitas pendukung COVID-19. Hal ini penting untuk pencegahan penyakit kepada bayi yang baru lahir.
Simak Video "Video: Kemenkes soal Penyebab Meninggalnya Ibu Hamil Usai Ditolak 4 RS di Papua"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)











































