Vaksin Nusantara sudah melakukan uji klinis tahap pertama, terdapat 3 pilot dan 28 unblinded subject. Tim Peneliti RSUP dr Kariadi Semarang, Dr dr Muchlis Achsan, menjelaskan tak ada efek samping berat yang didapat.
"65,6 Persen keluhan derajat ringan, sisanya kategori derajat 2. Tidak didapatkan kejadian serious adverse event pada seluruh subjek di fase 1," jelas dr Muchlis dalam Rapat Kerja DPR Komisi IX, Rabu (10/3/2021).
Meski begitu, belum ada kepastian kapan vaksin Nusantara akan berlanjut ke tahap kedua lantaran masih menunggu lebih lanjut kajian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 14,2 persen subjek vaksin Nusantara tahap pertama mengalami gejala lokal ringan seperti berikut:
- Nyeri lokal
- Kemerahan
- Pembengkakan
- Penebalan
- Gatal pada titik suntik
Sebanyak 39,2 persen mengalami reaksi sistemik ringan:
- Nyeri sendi/otot
- Serta sakit kepala
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebagai pemrakarsa vaksin Nusantara mengaku sudah lebih dulu melakukan penelitian terkait teknologi dendritik.
"Sejak 2015 saya secara pribadi sudah juga mengembangkan proses dendritik sel vaksin ini di Cells Cure Centre RSPAD Gatot Subroto," bebernya dalam kesempatan yang sama.
(naf/up)











































