Pemberian vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) sempat dihentikan sementara. Hal ini lantaran para peserta vaksinasi mengaku mengalami efek samping seperti demam, sakit kepala, dan menggigil usai disuntik.
Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan efek samping tersebut masih tergolong biasa yang memang bisa terjadi usai disuntik vaksin AstraZeneca.
"Sebanyak kurang lebih 1 sampai 10 persen penerima vaksin dari uji klinis, demam di atas 38 derajat Celcius serta adanya bengkak dan rasa sakit di tempat suntikan adalah efek samping yang biasa ditemukan pada penyuntikan vaksin AstraZeneca," kata Nadia dalam konferensi pers, Selasa (30/3/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia juga menegaskan vaksin AstraZeneca lebih besar manfaatnya dibandingkan risikonya sehingga masyarakat tak perlu ragu untuk mendapatkan vaksin. Selain di Sulut, belum ada laporan KIPI yang dilaporkan di daerah lain penerima vaksin AstraZeneca.
"Tidak usah ragu-ragu untuk divaksinasi, tidak usah memilih-milih vaksin, pemerintah akan memprioritaskan jenis vaksin yang aman dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh berdasarkan rekomendasi para ahli," jelas Nadia.
Adapun efek samping yang dilaporkan selama uji klinis vaksin AstraZeneca yang tercantum di laman GOV.UK yakni:
Sangat umum (mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang)
- Nyeri, gatal, dan rasa panas di area suntikan
- Merasa tidak enak badan
- Menggigil atau demam
- Sakit kepala
- Mual
- Nyeri sendi atau nyeri otot
Umum (dirasakan 1 dari 10 penerima)
- Bengkak, kemerahan, dan benjolan di area suntikan
- Demam
- Muntah atau diare
- Radang tenggorokan
- Pilek atau batuk
- Menggigil
(kna/up)











































