Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menyebut terjadi lonjakan angka kematian dengan status COVID-19 di Bantul, khususnya pasca libur lebaran. Dinkes menyebut sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal karena memiliki komorbid.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul d. Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, untuk tanggal 13 Mei nihil kasus kematian dengan status COVID-19. Sedangkan tanggal 14-15 masing-masing terdapat 1 kasus.
"Tanggal 16 ada 2 kasus, 17 ada 3 kasus dan kemarin ada 1 kasus. Nah, kalau hingga H+7 lebaran pasien COVID-19 yang meninggal paling banyak terjadi kemarin (Rabu 19/5/2021) dengan 6 kasus," ucapnya saat dihubungi wartawan, Kamis (20/5/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keenam pasien COVID-19 yang meninggal dunia berasal dari Kapanewon Pundong sebanyak dua pasien, Kapanewon Srandakan satu pasien, Kapanewon Pandak satu pasien, Kapanewon Pleret satu pasien dan Kapanewon Sewon sebanyak satu pasien.
Sedangkan untuk penambahan kasus harian, pria yang kerap disapa dr Oki ini mengaku cenderung stabil. Bahkan, angka kesembuhan pasien COVID-19 justru lebih banyak dengan angka penambahan kasus konfirmasi positif harian.
Namun, dilihat dari usia pasien COVID-19 yang meninggal rata-rata berusia 40-an tahun dan terbanyak lansia. Terlebih, semuanya memiliki penyakit komorbid.
"Semua pasien COVID-19 yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta atau bawaan yang memperparah kondisi pasien," katanya.
Guna menekan angka kematian, pihaknya menggencarkan pencegahan melalui vaksinasi COVID-19. Mengingat dengan vaksinasi dapat menurunkan fatalitas pasien COVID-19.
"Karena itu kita menggencarkan vaksinasi lansia yang sangat rentan terpapar COVID-19. Harapannya, jika terpapar kan tidak berujung sampai fatal atau meninggal dunia," ucapnya.
(up/up)











































