Baru-baru ini, sebuah penelitian di Inggris menunjukkan sekitar 4.000 wanita mengalami perubahan siklus mens dengan gejala lebih berat pasca vaksinasi COVID-19.
Lebih dari 2.700 wanita di antaranya mengaku mengalami pendarahan lebih banyak dibanding menstruasi biasanya setelah divaksin.
"Banyak orang telah menghubungi saya untuk melaporkan, mereka telah mengalami perubahan siklus menstruasi setelah divaksin COVID-19," kata
Victoria Male, ahli imunologi reproduksi di Imperial College London, dikutip dari Daily Record, Senin (21/6/2021).
"Hal-hal yang mereka laporkan pada saya kebanyakan berupa menstruasi yang lebih berat, atau datang lebih lambat daripada biasanya," lanjutnya.
Salah satunya, wanita berusia 39 tahun asal London, Katie Khan. Ia mengaku, siklus menstruasinya menjadi tidak teratur setelah disuntik dosis pertama vaksin Corona AstraZeneca.
"Itu berlangsung lebih dari seminggu dan jauh, jauh lebih berat. Seperti banjir menstruasi, dan jauh lebih menyakitkan, bukan seperti siklus biasanya yang saya tahu," jelasnya.
Dikutip dari BBC, dr Male menduga, perubahan siklus menstruasi pasca vaksinasi COVID-19 ini disebabkan banyaknya sel kimia masuk yang berpotensi mempengaruhi peredaran sel kekebalan di seluruh tubuh.
Sel-sel kekebalan berperan membangun, memelihara dan menghancurkan lapisan rahim yang menebal untuk mempersiapkan kehamilan. Jika tidak dibuahi, sebagaimana menstruasi pada umumnya, sel-sel ini akan meluruhkan lapisan rahim dan menyebabkan bercak atau menstruasi lebih banyak.
Hingga kini, belum ada kesimpulan yang pasti soal kaitan antara perubahan siklus menstruasi dengan efek samping vaksin COVID-19 pada wanita. Berbagai teori yang mengemuka umumnya baru sebatas dugaan, belum ada pengujian yang cukup meyakinkan.
Apakah Anda mengalami perubahan siklus menstruasi setelah menerima vaksin COVID-19? Atau mengalami menstruasi dengan gejala lebih berat? Yuk bagikan pengalaman Anda di kolom komentar.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/up)