Fakta Terbaru Varian Delta, Penampakan dan Alasan Lebih Gampang Menular

ADVERTISEMENT

Fakta Terbaru Varian Delta, Penampakan dan Alasan Lebih Gampang Menular

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 25 Jul 2021 15:32 WIB
Jakarta -

Varian Delta B1617.2 disebut-sebut mendominasi lonjakan COVID-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia dan tentunya India tempat varian ini pertama kali terindentifikasi. Sejumlah fakta menarik mulai terkuak, mulai dari penampakan hingga alasan di balik sifatnya yang lebih mudah menular.

Kenapa sangat mudah menular?

Para ilmuwan di pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Guangdong, China, baru-baru ini mempublikasikan hasil penelitian tentang varian Delta. Mereka membandingkan data viral load pasien COVID-19 varian delta dengan varian 'original'.

Hasilnya, pasien yang terpapar varian Delta memiliki viral load atau jumlah virus jauh lebih tinggi dan terkonfirmasi positif dalam tes PCR (polymerase chain reaction) lebih awal dibanding varian original.

Diyakini, kedua hal tersebut menjadi penyebab varian Delta lebih mudah menular. Riset ini dipublikasikan dalam jurnal preprint Virological.

Inikah penampakan varian Delta?

Pakar virus Dr Jason Roberts dari The Peter Doherty Institute di Melbourne baru-baru ini berhasil mengabadikan penampakan virus Corona varian Delta. Disebutkan, bentuknya teramati seperti matahari kecil di bawah mikroskop.

Bagi orang awam, interpretasinya lebih beragam. Ada yang menyebut mirip rambutan, ada juga yang bilang mirip pizza pepperoni.





CT Value lebih rendah?

Sempat muncul anggapan bahwa infeksi COVID-19 varian Delta ditandai dengan CT Value yang lebih rendah. Tentunya tidak sesimpel itu, CT Value (cycle treshold value) hanya menggambarkan viral load atau jumlah partikel virus dan tidak bisa dipakai untuk mengidentifikasi varian virus. Varian COVID-19 apapun bisa memberikan CT Value tinggi maupun rendah, tergantung viral load-nya.

Identifikasi varian virus hanya dilakukan dengan Whole Genome Sequencing (WGS).

Namun bukan berarti tidak ada kaitannya sama sekali. Kementerian Kesehatan secara epidemiologis menggunakan data rata-rata CT Value untuk memperkirakan kemungkinan varian Delta sudah masuk ke suatu wilayah.

"CT yang rendah itu memang menggambarkan bahwa kadar virusnya tinggi. Itu merupakan ciri dari varian-varian yang baru," kata kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers, Jumat (9/7/2021).



(up/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT