Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dua dosis vaksin COVID-19 bagi setiap individu guna menciptakan kekebalan tubuh yang optimal. Jarak vaksin pertama dan kedua, serta dosis pemberian vaksin COVID-19 berbeda-beda sesuai dengan jenis yang diterima pertama kali.
Vaksinasi merupakan upaya tambahan untuk melindungi seseorang dari potensi penularan COVID-19, sehingga protokol kesehatan mutlak tetap dilakukan untuk memberikan perlindungan yang optimal.
Ada dua jenis vaksin COVID-19 yang dipakai secara umum di Indonesia, yakni Sinovac dan AstraZeneca. Untuk Sinovac, jarak penyuntikan dosis 1 ke dosis kedua adalah 28 hari, berubah dari yang sebelumnya 14 hari.
Perubahan interval ini mengacu pada hasil penelitian ilmiah oleh para pakar. Dengan tujuan memaksimalkan efektivitas vaksin dan pembentukan antibodi pada para penerima vaksin.
Sementara untuk vaksin AstraZeneca, jarak vaksin pertama dan kedua adalah 2 sampai 3 bulan. Dengan pertimbangan untuk mempermudah pelaksanaan vaksinasi COVID-19, terutama pada tahap 2 yang menyasar petugas publik dan lansia.
Sementara bagi penyintas dapat divaksin setelah 3 bulan dinyatakan sembuh.
Untuk penyintas yang sudah mendapatkan vaksin dosis 1 sebelum dinyatakan positif, maka bisa melanjutkan vaksinasi dosis kedua setelah sembuh 3 bulan. Tidak perlu mengulang.
Bagaimana jika telat dosis kedua?
Pemerintah terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi, namun tidak menutup kemungkinan ada keterlambatan dalam jarak vaksin pertama dan kedua. Bisa karena sakit atau keterlambatan karena pasokan vaksin yang habis.
Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini ada beberapa daerah yang terlambat menerima vaksin untuk penyuntikan dosis kedua. Kabar baiknya, keterlambatan ini tidak akan berpengaruh pada efektivitas vaksin.
"Keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua selama masih dalam interval yang direkomendasikan para ahli, masih aman dan tidak akan mengurangi efektivitas vaksin pertama sehingga antibodi kita masih dapat terbentuk dengan optimal melawan virus COVID-19," jelasnya tentang jarak vaksin pertama dan kedua.
Simak Video "Video Wamenkes: Kematian Akibat TBC di RI Lebih Banyak dari Covid-19"
(kna/up)