Seribuan Sekolah Catat Klaster COVID-19, Ahli: PTM Baru Aman Kalau Level 2

Seribuan Sekolah Catat Klaster COVID-19, Ahli: PTM Baru Aman Kalau Level 2

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 22 Sep 2021 13:46 WIB
Seribuan Sekolah Catat Klaster COVID-19, Ahli: PTM Baru Aman Kalau Level 2
Foto: Whisnu Pradana
Jakarta -

Sejumlah klaster baru Corona di sekolah bermunculan setelah pembelajaran tatap muka (PTM) kembali dilakukan. Ribuan siswa serta tenaga pengajar terkonfirmasi positif COVID-19.

Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pembukaan sekolah seperti sekarang ini memang harus diutamakan dibandingkan sektor lainnya. Tetapi, jika muncul klaster-klaster penularan baru seperti ini, sebaiknya sekolah harus ditutup sementara.

"Tetap prinsipnya adalah bahwa sekolah harus diutamakan dibuka dibandingkan yang lain. Tapi, sebagai jaring pengaman ketika ditemukan klaster minimal dua kasus di sekolah, ya itu harus ditutup dulu untuk desinfeksi serta penguatan 3T, termasuk melacak ini dari mana (klaster penularan)," jelas Dicky saat dihubungi detikcom, Rabu (22/9/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pembukaan sekolah ini sangat dibutuhkan, lanjut Dicky, pemerintah tetap harus mengutamakan keselamatan dan keamanan peserta didik. Maka dari itu, rem darurat harus segera dilakukan untuk melacak asal penularannya.

Menurutnya, penularan Corona pada anak masih bisa terjadi, salah satu penyebabnya bisa dipengaruhi oleh laju penularan di lokasi tersebut. Selain itu, pemerintah juga perlu mengevaluasi aturan PPKM yang memperbolehkan kembali PTM di sekolah.

ADVERTISEMENT

"Jadi, menurut saya kalau dievaluasi PPKM level 3 ini belum bisa menjamin keamanan tatap muka sekolah, ya turunin ke PPKM level 2 baru bisa," kata Dicky.

"Makanya, di sekolah yang ada satu kasus infeksi ini harus betul-betul dikaji dan dicari tahu dari mana sumbernya dan bagaimana penularannya," pungkasnya




(sao/naf)
Heboh Klaster Sekolah Tatap Muka
23 Konten
Sejumlah klaster baru COVID-19 disebut bermunculan terkait pembelajaran tatap muka. Para pakar mengingatkan untuk selalu mewaspadai risiko penularan.

Berita Terkait