Warganet dibuat heboh usai beredar foto balita dijadikan 'manusia silver' di media sosial. Tampak bayi berusia 10 bulan yang badannya dilumuri cat silver, termasuk di wajahnya.
Fenomena manusia silver ini sebenarnya bukan hal yang baru. Mereka biasanya dijumpai di jalanan kota-kota besar untuk mengamen.
Namun aktivitas yang mereka jalani bukan tanpa risiko. Manusia silver sehari-harinya menggunakan cat sablon yang tentu tinggi bahan kimia untuk melumuri tubuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Segala sesuatu yang dioleskan atau diberikan pada kulit manusia walaupun itu sebenarnya adalah sesuatu yang boleh dioleskan pada kulit, itu tetap mempunyai potensi untuk menimbulkan masalah, yang paling sering itu contohnya iritasi ataupun alergi," ucap dr Arthur S Simon, SpKK, dokter spesialis kulit dari klinik Dokterkulitku, kepada detikcom, Selasa (28/9/2021).
"Jadi segala sesuatu yang boleh dikasih saja pada kulit itu masih bisa bikin masalah, apalagi memang bila yang dioleskan atau diberikan pada kulit itu bukanlah sesuatu yang diperuntukan untuk kulit manusia," lanjutnya.
Senada, dokter ahli kulit dan kelamin dr Fitria Amalia Umar, SpKK, M Kes, mengatakan segala bahan yang tidak untuk kulit sebetulnya berbahaya. Efeknya mungkin tidak terasa dalam waktu singkat, namun akan terjadi dalam jangka panjang.
"Untuk waktu singkat kita kenal yang namanya dermatitis kontak misal gatal, luka, dan perih yang merupakan reaksi kulit sensitif. Ada juga ruam dan lepuh yang mirip sindrom Steven Johnson. Selain itu ada efek jangka panjang akibat paparan zat kimia berbahaya misal kanker," kata dr Fitria.
Maka dari itu, penggunaan bahan kimia seperti yang digunakan oleh manusia silver sangat tidak dianjurkan karena bisa mengakibatkan masalah kesehatan pada kulit. Terlebih jika diberikan pada anak bayi yang kulitnya masih terbilang sensitif.
(ryh/kna)











































