Malaysia menghadapi lonjakan kasus COVID-19 di tengah gelombang baru. Usia di bawah 18 tahun yang terinfeksi di 2021, lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya.
"Lebih dari 400.000 kasus infeksi COVID-19 yang melibatkan individu di bawah 18 tahun dilaporkan di Malaysia tahun ini," kata Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin, Kamis (30/9/2021), dikutip dari Channel News Asia.
Per 2020, 'hanya' ada sekitar 12 ribu kasus COVID-19 yang tercatat di usia tersebut. Meski tengah merencanakan hidup berdampingan dengan Corona, total anak dan remaja yang terinfeksi mencapai 252.569 anak sekolah, dan 42.831 anak prasekolah, demikian laporan Bernama, media Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan anak-anak terlindungi dari COVID-19 dengan memastikan lingkungan yang aman bagi mereka, termasuk mengambil tindakan pencegahan dan perlindungan yang tepat," kata Khairy, seperti dikutip Bernama.
Pada hari Kamis, Malaysia mencatat 12.735 kasus COVID-19 baru, sehingga totalnya menjadi lebih dari 2,2 juta. Ada lebih dari 26.000 kematian.
Hampir 86 persen dari populasi orang dewasa telah divaksinasi sepenuhnya sejauh ini dalam program vaksinasi nasional yang dimulai Februari lalu. Anak-anak dan remaja berusia antara 12 dan 17 tahun mulai menerima suntikan vaksin COVID-19 pada 20 September.
Pemerintah menargetkan 80 persen dari mereka divaksinasi sebelum sekolah dibuka kembali pada 2022. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pemerintah telah memberikan 43 persen atau 1,35 juta individu berusia antara 12 hingga 17 tahun setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 pada Rabu.
Dalam pidatonya, Khairy mengatakan meskipun vaksinasi memberikan perlindungan dari efek buruk COVID-19, vaksinasi saja tidak cukup. Sebaliknya, orang perlu terus membiasakan kebiasaan normal baru untuk menghindari risiko infeksi, seperti mengedepankan protokol kesehatan termasuk memakai masker.
"Di antara hal-hal yang perlu kita lakukan dan dipraktikkan di kalangan anak-anak adalah memakai masker setiap saat, mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitiser, tidak bersekolah jika bergejala atau kontak dekat dengan pasien COVID-19, dan menjalani skrining. di pintu masuk sekolah," tambahnya.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah pada 20 September mengatakan bahwa tren peningkatan infeksi COVID-19 di kalangan anak-anak di bawah 18 tahun di Malaysia mengkhawatirkan. Maka dari itu, ia berharap dengan adanya program vaksinasi, bisa mencegah klaster di sekolah.
"Untuk itu, orang tua dan wali disarankan untuk segera mendaftarkan anaknya yang memenuhi syarat, melalui lembaga pendidikan masing-masing dan melalui aplikasi MySejahtera, untuk segera divaksinasi," katanya seperti dikutip Bernama.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)











































