"Berdasarkan pedoman interim WHO, ini berarti ada risiko tinggi infeksi COVID-19 untuk masyarakat umum dan tingginya jumlah infeksi lokal," tulis WHO dalam laporan mingguan terbaru per 6 Oktober 2021.
Menanggapi hal itu, Kementerian Kesehatan menyebut penurunan kasus tetap terjadi di Kalimantan Utara. Walau memang dari aspek penularan, angkanya lebih tinggi dibanding wilayah-wilayah lain di Indonesia.
"Dalam situation report (sitrep) WHO memang disebutkan Kalimantan Utara tertinggi. Dari insidensi memang tertinggi di Indonesia saat ini, tapi angkanya sudah jauh turun dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya," terang juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, pada detikcom dan ditulis Sabtu (9/10/2021).
"Jadi ada tren penurunan walau masih tinggi dibandingkan daerah lainnya," sambungnya.
Ada kaitan dengan ledakan kasus COVID-19 Malaysia?
Kalimantan Utara berbatasan langsung dengan Malaysia, negara yang kini diketahui tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Namun dr Nadia menyebut tak ada temuan importasi kasus sebagai penyebab tingginya penularan COVID-19 di Kalimantan Utara.
"Sejauh ini dengan surveilans molekuler (sekuensing) kita belum ditemukan adanya importasi dari negara tetangga. Jadi ini kembali lagi tracing dan testing harus ditingkatkan, " pungkas dr Nadia.
Lihat video 'Corona RI Per 8 Oktober: Tambah 1.384 Kasus, 66 Orang Meninggal':
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/fds)