Seorang dokter tengah bikin geger dunia maya gara-gara menganjurkan campuran salep antijamur ketoconazole dan betamethasone untuk memutihkan selangkangan. Anjuran tersebut menuai kecaman warganet maupun sejawat dokter, lantaran dinilai tak aman. Sebenarnya, adakah cara aman mengatasi selangkangan hitam?
Menjawab pertanyaan tersebut, dokter estetika di Marcks Venus Aesthetics Clinic, dr Rahmani Nadya Dewi Himawan, menjelaskan treatment yang bisa dilakukan untuk mencerahkan area selangkangan.
Di antaranya, menggunakan Advanced Fluorescence Technology (AFT) Rejuve, alias laser yang untuk mencerahkan area kulit tertentu seperti selangkangan dan ketiak secara instan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AFT itu laser sejenis intense pulse light, dia itu merupakan laser yang advanced untuk mencerahkan area kulit. Tujuannya, mencerahkan. Kelihatan kulitnya (secara instan) lebih cerah," terang dr Nadya saat ditemui detikcom di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, metode ini sudah banyak digunakan, khususnya oleh orang-orang yang mengalami kehitaman akibat sering mencukur rambut ketiak.
"Bisa dengan laser, namanya AFT Rejuve. Bisa juga dengan laser, nanti kita kombinasikan dengan krim pencerah supaya area tertentu menjadi lebih cerah," jelas dr Nadya.
"Memang kalau pemakaian deodoran atau sering shaving (mencukur), nggak waxing tapi shaving, biasanya memang akan menyebabkan kehitaman pada area terutama ketiak," sambungnya.
Namun ia menegaskan, orang yang ingin mengatasi kehitaman pada area selangkangan perlu mengetahui lebih dulu penyebab kehitamannya. Sebab penyebab yang berbeda membutuhkan penanganan yang berbeda juga.
Walhasil, kehitaman pada area selangkangan tak bisa sembarangan dioles salep antijamur, mengingat penyebabnya tak melulu infeksi jamur. Bisa jadi, kehitaman tersebut dipicu oleh kondisi genetik, usia, atau penambahan bobot berat badan.
"Pentingnya konsultasi ke dokter di klinik yang sudah berizin, supaya bisa diketahui penyebabnya apa. Apakah jamur, atau memang karena penyakit kulit yang lain dan penyebabnya akan ditentukan tindakan dan obat-obatan yang sebaiknya diberikan. Setiap penyebab berbeda-beda penanganannya," pungkas dr Nadia.











































