Eks Petinggi WHO Ungkap Bahaya Corona AY.4.2, Lebih Ganas?

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 05 Nov 2021 17:46 WIB
Eks petinggi WHO ungkap bahaya varian Delta AY.4.2. (Foto: Getty Images/loops7)
Jakarta -

Dari berbagai varian Corona yang bermunculan, turunan varian Delta AY.4.2 kini masih menjadi perhatian di seluruh dunia. Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama pun mengungkap data terbaru terkait varian tersebut.

Prof Tjandra menjelaskan varian tersebut kemungkinan lebih menular dari varian Delta. Sub-varian dari varian Delta ini lebih menular 10-15 persen.

"Dari lima kemungkinan dampak, maka baru ada informasi tentang penularannya, yaitu bahwa AY.4.2 ini nampaknya sekitar 10 sampai 15 persen lebih menular," kata Prof Tjandra yang dikutip dari ANTARA, Jumat (5/11/2021).

Prof Tjandra menjelaskan AY.4.2 adalah semacam 'turunan' dari varian Delta yang kini masih mendominasi di dunia. Dari varian Delta (B 1617.2) ini muncul beberapa turunan yang jumlahnya sekitar 75 jenis yang tergolong AY, di antaranya yang paling banyak dibahas adalah AY.4.

Menurutnya, varian AY.4.2 ini mengandung mutasi A222V dan Y145H. Bahkan data dari lembaga internasional GISAID menunjukkan sudah ada 26 ribu genom AY.4.2 yang dilaporkan dari 42 negara.

Dengan kemunculan berbagai varian ini, Prof Tjandra memprediksi kemungkinan lima dampaknya terhadap pandemi. Mulai dari kecepatan penularan hingga efektivitas vaksin.

"Kita tahu kalau ada varian baru virus SARS-CoV-2, maka selalu dibicarakan kemungkinan lima dampaknya, yaitu pada penularan, beratnya penyakit, kemungkinan infeksi ulang, dampak pada diagnosis, dan dampak pada vaksin," jelasnya.

Meski begitu, Prof Tjandra menegaskan data penelitian terkait varian AY.4.2 ini masih sangat awal. Untuk itu, bukti ilmiah terkait sub-varian Delta ini masih terus dikumpulkan.



Simak Video "Video: Waduh! Varian Covid-19 'Stratus' Mendominasi RI, Apakah Berbahaya?"

(sao/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork