Istilah 'panti jompo' kerap diasosiasikan dengan penalantaran. Karenanya, banyak bermunculan konsep lain penitipan lansia, salah satunya nursing home atau rumah keperawatan.
Sama seperti panti jompo, nursing home juga banyak dihuni para lansia yang dititipkan oleh keluarganya. Bedanya, nursing home lebih mengedepankan aspek keperawatan bagi lansia dengan riwayat komorbid.
CEO Kanopi Nursing Home, Hariadi Soenardjo, menjelaskan bahwa konsep nursing home masih amat jarang di Indonesia. Ia menekankan, nursing home berbeda dengan panti jompo karena menawarkan perawatan khusus lansia yang sakit, disertai tindakan medis tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di kami rumah keperawatan ada asuhan keperawatan. Setiap penghuni, tergantung kondisi masing-masing kita beri asuhan keperawatan sesuai masing-masing. Treatment setiap penghuni berbeda karena penghuni kami adalah penghuni yang sakit, termasuk kalau harus diukur tekanan darah, oksigen, diantar ke dokter atau rumah sakit, kami antarkan," terangnya saat ditemui detikcom di Jakarta, Senin (15/11/2021).
Seperti apa di dalamnya?
Penanggung jawab Kanopi Nursing House, Anna Lidwina, menerangkan di samping perawatan dan pengawasan medis bagi lansia di nursing home, yang tidak kalah penting adalah berkomunitas dan bersosialisasi. Sebab dengan tinggal bersama teman seumuran, lansia-lansia diharapkan punya semangat untuk pulih.
"Mereka diharapkan yang tadinya punya power sebagai pimpinan, terus kena stroke, dia ogah belajar berjalan segala macam. Dengan melihat temannya bisa berjalan bersama belajar, menjadi termotivasi untuk bergerak akhirnya," terang Anna.
Terlebih mengingat, sebagian besar penghuni di nursing home harus hidup sendirian di rumah. Dengan pendampingan para suster di nursing home, lansia-lansia diharapkan bisa punya teman mengobrol dan berkomunikasi. Walhasil, kemampuan berbahasa pun terasah.
Justru menurutnya, menempatkan lansia di rumah keperawatan adalah bentuk kepedulian, bukan penelantaran. Sebab jika didiamkan di rumah, kondisi fisik lansia, khususnya yang sudah sakit, belum tentu tertangani dengan baik.
"Kebanyakan mereka tinggal di rumah sendiri. Rata-rata penghuni di sini sendiri karena anak-anaknya kerja. Dia (anaknya) dari pagi bekerja, pergi sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbit. Jadi opa oma ditinggal sendirian," beber Anna.
"Itu makanya kita membangun nursing home, seperti itu tujuannya. Kita melihat banyak opa oma hidup sendirian. Mereka mengobrol, bisa ketawa-ketawa, selain itu monitoring kesehatannya," pungkasnya.











































