Padahal, kasus COVID-19 sejak puncak September lalu sebenarnya sudah mulai terlihat menurun. Afsel pada akhirnya mengikuti tren peningkatan kasus Corona di negara-negara Eropa seperti Austria, Belanda, Jerman, hingga Prancis.
"Adanya lonjakan kasus yang sangat ekstrim di Afrika Selatan dengan penambahan kasus lebih dari 200 persen dalam seminggu di negara yang baru saja memasuki awal musim panas dan di tengah varian Delta yang bersirkulasi," jelas panel ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dicky Budiman, kepada detikcom Sabtu (27/11/2021).
"Artinya sangat besar kemungkinan varian baru yang ada sangat menular," beber Dicky sembari menyebut kemungkinan penularan mencapai 500 persen lebih tinggi ketimbang virus asli Wuhan, China.
Dicky menyayangkan tidak sedikit masyarakat yang meremehkan kemunculan varian super. Pasalnya, hal ini bisa berkontribusi pada mutasi baru. Utamanya jika protokol kesehatan benar-benar sudah dilonggarkan.
"Sekali lagi hukum biologi berlaku. Varian Omicron ini terjadi akibat lemahnya surveillance genomic, 3T dan 5M plus vaksinasi. Kerugian menimpa yang percaya dan tidak," cuit Dicky dalam akun Twitter pribadinya.
Simak Video: Sederet Negara yang Batasi Perjalanan ke Afsel karena Varian Omicron
(naf/naf)