Sudah Masuk RI, Ini Fakta Baru Omicron yang Perlu Kamu Tahu!

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 16 Des 2021 18:00 WIB
Fakta terbaru soal varian Omicron. (Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/Professor25)
Jakarta -

Sebuah penelitian menemukan beberapa temuan terbaru soal varian Omicron. Meski begitu, penelitian ini masih memerlukan studi lebih lanjut untuk memastikan serta menguatkan adanya temuan-temuan ini.

Dikutip dari Straits Times, berikut beberapa temuan terbaru soal varian Omicron:

Varian Omicron berkembang lebih cepat di saluran udara

Para peneliti menemukan dibandingkan varian Delta, Omicron ini bisa menggandakan dirinya 70 kali lebih cepat di saluran udara. Ini merupakan jalur yang memudahkan virus bisa menyebar ke orang lain.

Tetapi, varian ini justru bereplikasi 10 kali lebih lambat di jaringan paru-paru daripada varian Corona aslinya. Ini memungkinkan varian tersebut berkontribusi pada penyakit yang tidak terlalu parah.

Temuan ini dirilis oleh Universitas Hong Kong yang dipimpin oleh Dr Michael Chan Chi-Wai, dalam laporan yang tengah ditinjau para sejawat. Penelitian tersebut juga menekankan bahwa tingkat keparahan penyakit tidak hanya ditentukan dari replikasi virusnya, tetapi respons imun pun sangat berpengaruh.

"Dengan menginfeksi lebih banyak orang, virus yang sangat menular bisa menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah, meskipun virus itu sendiri mungkin kurang patogen," jelas Dr Chan yang dikutip dari Straits Times, Kamis (16/12/2021).

"Oleh karena itu, digabungkan dengan penelitian terbaru kami yang menunjukkan bahwa varian Omicron sebagian dapat lolos dari kekebalan, baik dari vaksin maupun infeksi sebelumnya, kemungkinan ancaman dari varian Omicron akan sangat signifikan," lanjutnya.

Varian Omicron 'mencengkram' sel tubuh lebih erat

Para peneliti juga meninjau bagaimana varian Omicron ini menempel pada sel tubuh dan antibodi. Hal ini bisa menjelaskan perilakunya serta membantu para ahli dalam merancang antibodi untuk menetralisir varian tersebut.

Ini ditinjau menggunakan model komputer dari spike protein pada permukaan varian Omicron. Mereka menganalisis interaksi molekuler yang terjadi saat spike protein itu mencapai pintu masuk virus ke dalam sel atau ACE2.

Menurut Dr Joseph Lubin dari Rutgers University di New Jersey, dari pemodelan itu terlihat bahwa varian Omicron bisa menyerang dari sudut yang berbeda dan mencengkram sel tubuh. Hal ini membuat beberapa antibodi seperti terguncang, sementara antibodi lainnya masih cenderung efektif untuk mengatasi varian tersebut.

Meski begitu, vaksin booster diperkirakan masih bisa meningkatkan antibodi dan menghasilkan lebih banyak pelindung untuk tubuh. Sebab, itu bisa melindungi orang-orang yang memiliki antibodi yang lebih lemah.

"Prediksi struktur molekul ini sama sekali bukan kesimpulan dari varian Omicron, (kami berharap) dengan adanya ini bisa mendorong respons yang lebih cepat dan efektif dari komunitas global dalam penanganan varian ini," jelas Dr Lubin.



Simak Video "WHO Analisis Perilaku Varian Omicron vs Delta"

(sao/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork