Saat musim pancaroba, tak sedikit balita yang kerap mengalami batuk dan pilek. Selain dengan obat-obatan yang dijual di apotek, tenyata mengatasi batuk pilek pada balita bisa dengan cara alami.
Batuk pilek pada balita disebabkan karena infeksi virus pada hidung, tenggorokan, dan sinus. Balita lebih sering mengalami batuk pilek daripada orang dewasa karena belum memiliki sistem imun tubuh yang kuat.
Selain itu, musim penghujan juga dapat memengaruhi batuk dan pilek pada anak. Pada musim ini, anak-anak bisa lebih sering mengalami batuk dan pilek.
Anak usia balita bisa mengalami batuk dan pilek hingga sembilan kali setiap tahun. Sedangkan, orang dewasa bisa terkena batuk sebanyak dua sampai empat kali dalam setahun.
Menurut dr Arifianto, SpA, atau yang akrab disapa dr Apin, ia tidak menganjurkan memberi obat batuk pilek pada anak karena umumnya terdapat empat kandungan yang kurang efektif, antara lain sebagai berikut.
Antihistamin
Antihistamin berfungsi untuk menekan reaksi alergi sehingga dapat meredakan bersin. Padahal bukannya menyembuhkan, kandungan ini justru membuat anak semakin tidak nyaman karena berdampak pada mulut kering dan pengentalan ingus. Selain itu, seringkali batuk pilek pada balita terjadi bukan karena alergi, melainkan infeksi virus.
Antitusif
Antitusif berperan dalam menahan reflek batuk. Dampaknya, anak hanya terlihat sembuh namun tidak membaik, dalam kondisi berbahaya, karena dahak atau lendir berisi virus tidak bisa keluar dari saluran napas.
Ekspektoran
Ekspektoran berfungsi mengencerkan dahak, namun belum terbukti mengatasi batuk pilek pada balita. Selain itu, sejumlah penelitian juga menunjukkan kegagalan menangani batuk pada orang dewasa.
Dekongestan
Dekongestan yang konon bisa melegakan hidung tersumbat ternyata berpotensi berbahaya. Ada efek samping berupa penyempitan pembuluh darah yang bisa berimplikasi pada sakit kepala hingga peningkatan tekanan darah.
Selain empat kandungan di atas, hindari juga pemberian antibiotik karena batuk pilek pada balita umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bukan bakteri.
Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi batuk pilek pada si kecil? Berikut upaya sederhana yang bisa orang tua lakukan di rumah untuk mengatasi batuk pilek pada balita secara alami.
1. Berkumur dengan air garam
Salah satu cara alami untuk mengatasi batuk pilek pada balita yang paling sederhana adalah berkumur dengan larurtan air garam. Meski akan terasa asin dan tidak disukai anak, laruran air garam dapat meredakan iritasi yang menyebabkan batuk.
Cukup campurkan setengah sendok teh garam dengan 8 ons atau 0,23 liter air putih, lalu berikan larutan air garam kepada anak untuk berkumur. Ingatkan kepada anak untuk tidak menelannya.
2. Memberi madu
Penelitian telah menunjukkan bahwa memberikan madu lebih baik daripada memberi obat untuk meredakan batuk. Selain itu, madu dapat membuat balita yang sedang sakit dapat tidur lebih nyenyak.
Madu hitam dapat bekerja paling baik karena mengandung antioksidan yang lebih tinggi. Berikan setengah sendok teh untuk anak usia 1 hingga 5 tahun dan satu sendok teh untuk anak usia 6 hingga 11 tahun.
Perlu diingat, jangan memberikan madu kepada bayi di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan botulisme dari bakteri di dalamnya.
3. Membuat perasan kunyit
Selain digunakan sebagai bumbu dapur dan pewarna makanan, kunyit memiliki sifat antiseptik yang dapat mengobati infeksi virus seperti batuk dan pilek. Terlebih lagi kunyit aman jika diberikan kepada balita.
Cara penyajiannya sederhana, parut kunyit terlebih dahulu, kemudian peras hingga mengeluarkan air kunyit. Nantinya perasan tersebut bisa diberikan ke anak. Tambahkan madu agar rasanya lebih enak.
Selain itu, bisa menggunakan bubuk kunyit yang dicampur ke dalam segelas susu hangat, kemudian minta anak untuk meminumnya setiap malam.
4. Perbanyak konsumsi air putih
Tetap terhidrasi sangat penting ketika anak sedang sakit. Air dapat membantu tubuh melawan penyakit dan menjaga saluran udara tetap lembab dan kuat.
Salah satu cara untuk memastikan anak mendapatkan cukup air adalah dengan meminta mereka minum satu porsi air (8 ons atau 0,23 liter) atau sebanyak usia mereka per harinya. Misalnya, seorang anak berusia satu tahun membutuhkan minimal satu porsi air per hari. Seorang anak berusia dua tahun membutuhkan dua porsi per hari.
Jika mereka menolak susu biasa atau tidak makan banyak, anak balita mungkin membutuhkan lebih banyak air. Tawarkan air setidaknya setiap satu atau dua jam, tetapi jangan memaksa mereka untuk meminumnya.
5. Gunakan minyak esensial
Produk herbal ini semakin populer dan beberapa mungkin efektif meredakan batuk atau nyeri otot saat dioleskan pada kulit, atau dihirup untuk meredakan hidung tersumbat.
Tetapi, tidak semua minyak aman untuk balita karena dosisnya tidak diatur. Untuk itu, lebih baik berkonsultasi ke dokter atau pilih minyak dengan kandungan yang aman untuk balita.
6. Tinggikan kepala anak saat tidur
Salah satu cara untuk mengatasi batuk pilek pada balita, yakni dengan meninggikan kepala balita saat tidur.
Orang tua bisa berikan tambahan bantal pada balita saat ia sedang tidur di malam hari. Hal ini akan membuka saluran udara sehingga lendir bisa mengalir.
7. Tambahkan kelembapan dengan humidifer
Kelembapan dari humidifer dapat menyusutkan saluran hidung dan mengencerkan lendir sehingga membantu anak bernapas lebih mudah dan meredakan hidung tersumbat.
Letakan humidifer sepanjang malam di kamar anak atau di dekat anak tidur agar kelembapan udara tetap terjaga.
Apabila batuk pilek pada balita tak kunjung reda meski telah melakukan upaya di atas, ada baiknya segera memeriksakan balita ke dokter.
Simak Video "Peringatan WHO soal Sirup Obat Batuk pada Kasus Kematian Anak Gambia"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)