Baru-baru ini angka kasus COVID-19 kembali melonjak di Kota Xi'an, China. Akhirnya pemerintah China menerapkan kebijakan untuk melakukan lockdown. Pemerintah di negara tersebut juga melarang warganya keluar rumah untuk membeli makanan, kecuali dengan alasan tertentu.
Dalam hal ini para pegawai negeri pun dikerahkan untuk mendistribusikan bantuan dan makanan bagi warga di kota itu.
Tetapi aksi ini tidak cukup membantu warga untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka. Para warga mengeluh karena mereka sudah kehabisan makanan pokok. Hal ini diungkapkan melalui akun media sosial Weibo.
Pemerintah China memang sempat membolehkan warga satu orang dalam satu rumah berbelanja untuk membeli bahan pokok dalam dua hari sekali. Namun, pemerintah tersebut kembali memperketat lockdown dengan melarang warga keluar rumah kecuali jika sudah menjalani tes COVID-19.
Selain itu Pemerintah Kota Xi'an juga menutup sejumlah halte, penerbangan luar kota untuk sementara ditiadakan, hingga jutaan tes Covid-19 terus diberlakukan.
Memasuki hari kesembilan karantina masih banyak penduduk berkeluh kesah serta meminta bantuan makanan di platform Weibo. Mereka mengatakan belum menerima paket bantuan gratis dari pemerintah.
"Saya dengar distrik lain menerima bantuan secara bertahap, tapi saya tidak menerima apapun. Kompleks kami melarang warga ke luar rumah. Saya memesan sembako secara daring empat hari lalu, tapi tidak ada tanda-tanda paket itu datang. Saya tidak mendapat sayur apapun selama berhari-hari," sebut seorang pengguna media sosial Weibo.
Aksi protes juga diperlihatkan pada sebuah video yang telah beredar di media sosial yang menunjukkan penduduk di salah satu wilayah permukiman Kota Xi'an berdebat dengan polisi soal kekurangan makanan.
Menteri perdagangan China pun memberi tanggapan terhadap hal ini dan menegaskan bahwa warga Xi'an memiliki akses sembako yang memadai yang dilaporkan kantor berita AFP pada Kamis (30/12/2021).
Adapun sejumlah liputan yang memperlihatkan para petugas APD memilah sembako, seperti telur, daging, dan sayuran ke dalam plastik untuk kemudian diantarkan dari pintu ke pintu.
"Kami dapat paket sembako gratis dari pemerintah. Sebenarnya cukup banyak. Cukup dimakan selama tiga hari atau empat hari untuk sebuah keluarga," sebut seorang penerima paket sembako di Weibo.
Tingginya kasus COVID-19 ini membuat banyak warga ragu terhadap kemampuan China untuk dapat segera menurunkan kasus COVID-19 menjelang Olimpiade Musim Dingin 2022 pada Februari mendatang.
Simak Video "Bantahan China soal Tudingan Tidak Transparan Terkait Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)