Apa Itu Super Immunity? Banyak Dikaitkan dengan COVID-19 RI yang Melandai

Apa Itu Super Immunity? Banyak Dikaitkan dengan COVID-19 RI yang Melandai

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 06 Jan 2022 08:00 WIB
Apa Itu Super Immunity? Banyak Dikaitkan dengan COVID-19 RI yang Melandai
Ilustrasi fakta seputar 'super immunity' yang disebut-sebut sudah dimiliki masyarakat Indonesia. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Berkat cakupan vaksinasi COVID-19 dan infeksi natural virus Corona, Indonesia disebut-sebut sudah memiliki 'super immunity'. Dengan kabar tersebut, apakah seberapa kebal kini masyarakat Indonesia dari risiko terpapar virus Corona?

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan bahwa orang yang sembuh dari COVID-19 akan memiliki antibodi yang disebut 'imunitas alamiah'. Kemudian jika penyintas tersebut menerima vaksin COVID-19, imunitasnya akan tumbuh menjadi lebih baik. Kondisi inilah yang baru-baru ini disebut sebagai 'super immunity' atau 'hybrid immunity'.

Ia memaparkan, berdasarkan laporan awal penelitian yang antara lain disampaikan di Jurnal kesehatan internasional "Nature" pada akhir 2021, penyintas COVID-19 yang sudah menerima vaksin COVID-19 memiliki kemampuan perlindungan lebih tinggi terhadap varian-varian Corona dibanding penerima vaksin yang belum pernah terkena COVID-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Serum darah mereka dengan super immunity punya kemampuan lebih baik untuk menetralisasi beberapa varian COVID-19, setidaknya lebih baik daripada netralisasi pada mereka yang mendapat vaksin tapi sebelumnya tidak pernah sakit," terang Prof Tjandra dalam pesan yang diterima detikcom, Kamis (6/1/2022).

Lebih lengkapnya, berikut beberapa fakta seputar 'super immunity' yang baru-baru ini dikabarkan sudah dimiliki masyarakat Indonesia:

ADVERTISEMENT

1. Bisa dibentuk oleh booster vaksin COVID-19

Prof Tjandra yang juga mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI ini menjelaskan, jika orang yang belum pernah terkena COVID-19 menerima suntikan vaksin dosis ketiga atau booster vaksin COVID-19, perlindungan yang dimiliki tubuhnya bakal sama dengan pemilik 'super immunity'.

2. Belum terbukti mempan melawan Omicron

"Perlu disadari bahwa 'super immunity' bukanlah benar-benar berarti amat super. Efektifitasnya juga mungkin akan berkurang juga, walaupun memang ada yang menyebut sebagai "hyper-charged immunity". Juga belum tahu benar bagaimana dampaknya Omicron," tegas Prof Tjandra yang kini menjadi Direktur Pasca Sarjana Universitas Yarsi.

Lihat juga video 'Terpapar Corona Usai Divaksinasi Diklaim Bisa Dapat Super Immunity':

[Gambas:Video 20detik]



3. Tidak berarti seseorang lebih baik sakit COVID-19

Prof Tjandra menegaskan, dengan adanya 'super immunity', tak berarti seseorang lebih baik terkena COVID-19 untuk mendapatkan imunitas alamiah, kemudian divaksin COVID-19. Menurutnya, bagaimana pun orang yang sakit COVID-19 memiliki beragam risiko besar bagi kesehatan.

4. Ingat, sudah divaksinasi tetap bisa kena COVID-19

Prof Tjadra mengingatkan, terdapat kasus orang yang sudah menerima vaksin COVID-19 tetap terkena COVID-19. Namun berdasarkan Jurnal JAMA akhir 2021, perlindungan pada tubuh orang tersebut tetap lebih baik dibanding tidak divaksinasi COVID-19.

5. Kuncinya ada di vaksinasi

Menurut data terakhir hingga 1 Januari 2022, masih lebih dari 45 persen masyarakat Indonesia belum mendapat vaksinasi COVID-19 dosis lengkap. Bahkan 57 persen lansia belum mendapat vaksinasi memadai. Prof Tjandra menegaskan, angka inilah yang wajib dikejar untuk memaksimalkan perlindungan.

"Lalu, kalau sudah akan ada kemungkinan mendapat vaksin 'booster' maka baik untuk dilakukan, khususnya awalnya bagi mereka yang punya risiko lebih tinggi untuk mendapat penyakit COVID-19 dalam berbagai variannya," pungkasnya.

Halaman 3 dari 2
(vyp/up)

Berita Terkait