Meski pemerintah telah memastikan akan mengontrol harga dan menjamin stoknya, hal tersebut tidak menghentikan para emak-emak borong minyak goreng. Hmm.. kena FOMO?
"Bukan, kalau FOMO (fear of missing out) itu lebih ke tren tertentu sih. Misal makanan baru, orang yang FOMO biasanya nggak mau kelewatan mau mencoba," kata psikolog klinis dan co-founder Ohana Space Veronica Adesla saat dihubungi detikcom, Kamis (20/1/2022).
Dihubungi terpisah, psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan masyarakat yang borong minyak goreng adalah bagian dari perilaku konsumen. Seperti misalnya saat ada barang diskon maka akan lebih menarik untuk dibeli.
Panic buying sendiri didasari rasa takut atau cemas karena suatu kondisi tertentu. Misalnya saat krisis yang menyebabkan barang kebutuhan menjadi langka akan membuat sebagian orang membeli barang tersebut.
"Kalap bisa terjadi tidak hanya saat takut atau cemas saja, tapi bisa terjadi saat kondisi berlebih. Misalnya saat memiliki kelebihan uang, memiliki banyak kemudahan, dan sebagainya," bebernya.
Buat para emak-emak, Rahma memberikan beberapa tips agar tidak panik dalam membeli:
- Lakukan manajemen napas ketika ada berita tertentu mengenai suatu barang. Jangan langsung bereaksi membeli.
- Beri waktu diri sendiri untuk berpikir dan mempertimbangkan apakah barang tersebut perlu dibeli atau tidak. Jika perlu dibeli, maka pertimbangkan berapa sebenarnya kebutuhannya.
- Kalaupun perlu beli lebih, maka berapa lebihnya juga perlu dipertimbangkan, bukan asal beli karena panik.
- Besarkan rasa empati untuk tidak menimbun barang.
Simak juga 'Duh! Harga Minyak Goreng di Pasar Purwakarta Masih Tinggi':
Simak Video "Merasa Sedih saat Hujan Turun, Simak Tips Preventif dari Psikolog"
(kna/up)