Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa masih terlalu dini bagi negara-negara untuk menyatakan kemenangan atas COVID-19 atau menghentikan upaya untuk menghentikan penularan.
Banyak negara belum mencapai puncaknya dalam kasus varian Omicron yang sangat menular dari virus Corona dan langkah-langkah yang diberlakukan untuk mengekang penyebarannya harus dilakukan secepat mungkin.
"Masih terlalu dini bagi negara manapun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan (atas COVID-19)," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari French24, Rabu (2/2/2022).
"Virus ini berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita sendiri," tambahnya.
Komentarnya ini muncul ketika Denmark pada hari Selasa menjadi negara Uni Eropa pertama yang mencabut semua pembatasan COVID-19 domestiknya meskipun ada rekor jumlah kasus varian Omicron yang lebih ringan, dengan sejumlah negara lain mempertimbangkan langkah serupa.
Tedros menunjukkan bahwa sejak Omicron pertama kali terlihat di Afrika selatan 10 minggu lalu, hampir 90 juta kasus telah dilaporkan ke WHO - lebih banyak dari pada tahun 2020.
"Kami prihatin bahwa narasi telah berlaku di beberapa negara bahwa karena vaksin dan karena penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, mencegah penularan tidak lagi diperlukan," kata Tedros.
"Lebih banyak penularan COVID-19 berarti lebih banyak kematian".
Kepala WHO ini juga menekankan perlunya untuk terus melacak varian yang muncul, termasuk sub-garis keturunan Omicron BA.2.
"Kita tidak bisa melawan virus ini jika kita tidak tahu apa yang dilakukannya," pungkasnya.
Lihat juga video 'Respons Satgas Covid-19 Terkait Temuan 'Son of Omicron'':