Belakangan, kalangan anak muda kerap mengaku alami krisis mental lantaran semakin pesatnya persaingan di era globalisasi ini. Persaingan tersebut bisa beragam baik itu secara finansial, status sosial, hingga pekerjaan.
Hal ini kerap membuat para milenial merasa stres. Mahasiswa yang baru lulus terkhususnya selama dua tahun terakhir ini merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan. Akibatnya, banyak mahasiswa merasakan stres hingga depresi.
Psikolog Joice Pauline Perdanayanti mengungkapkan bahwa rasa stres tersebut pada dasarnya disebabkan oleh perkembangan individu terkhususnya dalam perkembangan psikososial.
"Setiap orang berkembang dalam berbagai perspektif, berkembang otaknya, intelegensinya, berkembang secara fisik, kemudian berkembang secara emosi. Selain itu perkembangan psikososialnya tentu saja adalah perkembangan individu yang dikaitkan dengan hal-hal yang bernuansa sosial," jelas Joice Pauline Perdanayanti pada webinar kesehatan mental oleh Forum Milenial Madjoe, Sabtu (29/1/2022).
Kemudian ia menjelaskan lingkungan sosial yang paling dekat tentunya adalah keluarga terkhususnya orang tua yang berhubungan erat dengan perkembangan psikososial.
Hal Ini karena keluarga memberikan peranan penting terkhususnya dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya saat ingin melanjutkan kuliah S2 atau ingin langsung bekerja orang Indonesia cenderung menunggu keputusan dari keluarganya.
Selain orang tua, ada beberapa orang yang dapat mempengaruhi psikososial yang disebut dengan significant others.
"Setiap orang dari suku apapun itu dari Indonesia maupun orang luar negeri memang sewajarnya dalam perkembangan dirinya memiliki significant others," tutur Joice.
"Significant others adalah orang-orang yang memiliki signifikan atau pengaruh yang mendalam dan memacu satu kontribusi yang signifikan untuk mengambil keputusan. Adapun orang-orang yang termasuk significant others termasuk orang tua dan keluarga inti atau dari gengnya, jadi kalau cowok punya brotherhood kalau cewek punya sisterhood" sambungnya.
Joice juga menegaskan untuk mengatasi krisis mental cobalah untuk memiliki hubungan yang berkualitas dengan para significant others, baik itu dari saudara atau pertemanan.
"Jadi intinya orang yang menginspirasi, yang membuat kita nyaman, dan yang satu lagi significant others ini ditandai dengan orang yang tidak pernah mengevaluasi atau menjatuhkan judgement dengan semena-mena," pungkasnya.
Simak Video "Video Lansia Juga Bisa Alami Gangguan Kesehatan Mental, Seperti Apa?"
(kna/kna)