Omicron Bisa Bahaya bagi Pengidap Penyakit Jantung, Begini Mencegahnya

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 09 Feb 2022 16:15 WIB
Gejala Omicron pada pengidap jantung (Foto: Getty Images/iStockphoto/MCCAIG)
Jakarta -

Kasus positif COVID-19 di Indonesia semakin meningkat tiap harinya dan bahkan, disebut akan memasuki gelombang ke-3. Sejumlah pakar memprediksi bahwa lonjakan kasus ini disebabkan oleh varian Omicron.

"Kita ketahui bahwa kasus COVID-19 mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam bulan Januari ini. Dan kita bisa melihat dari jumlah kasus, hampir setiap hari meningkat secara signifikan dan ini diprediksi kemungkinan karena kasus Omicron," tutur Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dalam webinar konferensi pers dan launching buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi ke-4, Rabu (9/2/2022).

"Karena memang beberapa laporan dari rumah sakit-rumah sakit yang merawat COVID-19 ini terlihat proporsi Omicron yang dirawat itu sudah hampir 60-70 persen yang saat ini di beberapa rumah sakit yang melaporkan," lanjutnya.

Meskipun sebagian besar kasus pasien yang terinfeksi Omicron mengidap gejala ringan, tentu hal ini tak boleh disepelekan. Sebab, Omicron sangat berbahaya bagi kelompok rentan, termasuk para pengidap penyakit kardiovaskular atau jantung.

"Individu dengan penyakit kardiovaskular adalah individu yang rentan untuk terjadinya komplikasi atau pemburukan infeksi COVID-19. Sebenarnya infeksi apapun termasuk juga salah satunya infeksi COVID atau Omicron, ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya perburukan dari penyakit jantungnya itu sendiri. Seperti gagal jantung kronik menjadi gagal jantung akut, bahkan hingga terjadi renjatan atau shock kardiogenik," tutur Dr dr Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FAPSIC, FACC,FESC, FSCAI, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI).

Menurut dr Isman, kematian pada pasien positif COVID-19 yang disertai penyakit jantung sering dilaporkan mengalami perburukan akibat penyakit jantungnya itu sendiri.

"Kematian pada pasien yang terkonfirmasi COVID-19 yang disertai penyakit jantung sering dilaporkan pemburukannya karena memang keparahan penyakit jantungnya itu sendiri," lanjutnya.

Lalu bagaimana mencegahnya? Simak di halaman berikut.




(suc/up)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork