Catat! Ini Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa

Catat! Ini Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Kamis, 10 Feb 2022 11:15 WIB
Catat! Ini Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa
Gejala Omicron (Foto: Getty Images/iStockphoto/MCCAIG)
Jakarta -

COVID-19 varian Omicron tampaknya semakin 'ngegas' di Indonesia. Sama seperti varian COVID-19 lainnya, Omicron tak hanya menyerang orang dewasa, lansia, dan komorbid, tetapi juga bisa menyerang anak-anak, termasuk balita dan bayi.

Adapun gejala Omicron diklaim lebih ringan dibandingkan varian lainnya, seperti Delta.

Menurut dr Erlina Burhan, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada konferensi pers virtual bertajuk 'Perkembangan Terkini kasus COVID-19 varian Omicron', tanda gejala Omicron hampir mirip dengan flu biasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gejalanya mirip memang (dengan flu biasa) batuk, pilek, hidung tersumbat kemudian cairan di hidung atau meler, dan juga rasa lesu, lemah, demikian kadang demam, ini mirip flu biasa," kata dr Erlina Burhan, Senin (24/1/2022).

Meskipun disebut mirip dengan flu biasa, dr Erlina mengungkap ada gejala khas yang paling banyak dialami pasien Omicron, seperti sakit tenggorokan.

ADVERTISEMENT

Berbicara tentang gejala, lantas, seperti apa gejala Omicron pada anak dan orang dewasa? Berikut ini informasinya.

Gejala Omicron pada orang dewasa

Sebenarnya gejala Omicron pada orang dewasa terbilang umum dan bisa dialami oleh siapa saja. Dikutip dari University of California Davis Health, Kamis (10/2/2022), varian Omicron memiliki gejala yang mirip dengan varian COVID-19 lainnya, termasuk Delta.

"Ini mungkin termasuk batuk, demam dan kelelahan," tutur Dean Blumberg, kepala penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Anak UC Davis.

Meskipun gejalanya mirip, Blumberg mengungkapkan bahwa gejala varian Omicron ini jauh lebih ringan dan jarang menyebabkan gejala berat.

"Omicron kemungkinan lebih sedikit menyebabkan penyakit parah seperti pneumonia yang mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit." lanjutnya.

Lorena Garcia, ahli epidemiologi dan profesor di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, juga mengungkapkan bahwa gejala Omicron hampir mirip dengan varian lainnya. Namun, perbedaan gejala dan tingkat keparahan yang dirasakan setiap orang berbeda-beda tergantung dari mereka sudah divaksinasi atau belum.

"Pada mereka yang sepenuhnya divaksinasi dan dibooster, gejalanya cenderung ringan. Sebaliknya, jika seseorang tidak divaksinasi, gejalanya bisa sangat parah, mengakibatkan rawat inap atau bahkan kematian," kata Garcia.

Sementara itu, dr Harish Chafle, konsultan senior-pulmonologi dan perawatan kritis di Rumah Sakit Global Parel, Mumbai, mengklasifikasikan gejala Omicron menjadi 3 kategori, yaitu gejala paling umum, kurang umum, dan tergolong serius. Berikut informasinya:

Gejala Omicron yang paling umum

  • Demam
  • Batuk
  • Kelelahan
  • Kehilangan indra penciuman dan rasa

Gejala Omicron kurang umum

  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri
  • Diare
  • Ruam kulit
  • Perubahan warna pada jari tangan atau kaki
  • Mata merah atau iritasi

Gejala Omicron yang tergolong serius

  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Kehilangan bicara atau mobilitas
  • Kebingungan
  • Nyeri dada

Gejala Omicron pada anak

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dalam webinar konferensi pers dan launching buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4, Rabu (9/2/2022), mengemukakan sebagian besar gejala khas Omicron pada anak yang tergolong ringan menyerang saluran pernapasan atas, seperti:

  • Batuk
  • Pilek
  • Demam
  • Nyeri tenggorokan
  • Gejala lain yang mirip flu biasa

dr Piprim mengungkapkan bahwa sangat sedikit kasus gejala Omicron pada anak yang menyerang paru-paru bawah. Selengkapnya di halaman berikut,

dr Piprim mengungkapkan bahwa sangat sedikit kasus gejala Omicron pada anak yang menyerang paru-paru bawah.

"Sebagian besar itu gejalanya pada saluran pernapasan atas ya. Batuk-pilek, anget (demam), nyeri tenggorokan, hare'eng gitu ya kayak flu biasa ya. Sangat sedikit yang kemudian ke paru-paru bawah. Jadi, kalau sekarang ini ketemu anak dengan batuk, pilek, dan anget, ya hati-hati aja. Ini kemungkinan sudah tertular varian ini," kata dr Piprim saat ditanya oleh detikcom.

Selain itu, dr Piprim juga menjelaskan banyak anak-anak yang mengalami OTG (orang tanpa gejala) saat terinfeksi virus Corona. Itu sebabnya mereka bisa menularkan ke orang lain, termasuk keluarganya.

"Pada anak juga banyak yang OTG (orang tanpa gejala), oleh karena itu pentingnya vaksinasi pada anak adalah untuk memutuskan mata rantai ini. Jadi karena OTG, dia tidak ada gejala apa-apa, tiba-tiba dia nular-nularin ke eyangnya, opungnya," kata dr Piprim.

Halaman 3 dari 2
(suc/up)

Berita Terkait