Meski jumlah kasus harian turun hingga di bawah gelombang Delta, lonjakan kasus COVID-19 Indonesia pada gelombang Omicron kali ini belum mencapai titik yang diprediksi sebagai puncak. Memangnya kapan prediksinya?
Berdasarkan data dari negara-negara yang lebih dahulu menghadapi gelombang Omicron, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan prediksi terkait puncak gelombang Omicron. Menurutnya, puncak akan tercapai 35-65 hari setelah lonjakan dimulai.
Ini artinya, puncak diprediksi akan dicapai sekitar akhir Februari hingga awal Maret 2022. Lebih jauh, juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi memperkirakan puncak gelombang Omicron akan ditandai dengan lonjakan yang sangat tinggi.
"Di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu tiga kali sampai enam kali lebih tinggi daripada varian Delta," jelas dr Nadia, Kamis (10/2/2022).
Sebagai perbandingan, puncak gelombang Delta dicapai pada 15 Juli 2021 dengan 56.757 kasus dalam sehari. Angka ini sempat terlewati sejak 15 Februari 2022 dengan 57.049 kasus, lalu disusul 64.718 kasus para hari berikutnya.
Namun sejak hari itu, lonjakan terhenti dan angkanya cenderung menurun. Hari ini, Minggu (20/2/2022) angkanya sudah berada di bawah puncak gelombang Delta yakni 48.484 kasus.
Riwayat penambahan kasus COVID-19 dalam sepekan bisa disimak di halaman berikut.
(up/up)