Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membeberkan ancaman dampak pandemi COVID-19 merujuk data beberapa tahun terakhir. Di tahun pertama pandemi, prevalensi global kecemasan dan depresi rupanya meningkat sebesar 25 persen.
Laporan ilmiah yang dirilis WHO ini menyoroti siapa saja yang paling terpengaruh dampak pandemi dan seberapa besar efeknya termasuk pada ketersediaan layanan kesehatan mental.
"Informasi yang kami miliki sekarang tentang dampak COVID-19 pada kesehatan mental dunia hanyalah puncak gunung es," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam laman resmi WHO, dikutip Jumat (4/2/2022).
"Ini adalah peringatan bagi semua negara untuk lebih memperhatikan kesehatan mental dan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mendukung kesehatan mental mereka."
Kekhawatiran tentang potensi peningkatan kondisi kesehatan mental telah mendorong 90 persen negara yang disurvei, untuk memasukkan kesehatan mental dan dukungan psikososial dalam rencana respons strategi COVID-19 mereka.
Apa sih pemicunya?
Salah satu penyebab meningkatnya depresi dan angka kecemasan yang belum pernah terjadi sebelumnya adalah 'isolasi sosial' atau minim kontak dengan orang terdekat akibat pandemi.
Kesepian, takut tertular dan rasa kehilangan dari kematian orang terdekat, kekhawatiran finansial, semuanya juga disebut sebagai pemicu stres yang mengarah pada kecemasan dan depresi. Bahkan di beberapa tenaga kesehatan, kelelahan telah menjadi pemicu utama munculnya keinginan bunuh diri.
Siapa yang paling terdampak?
Laporan WHO menunjukkan usia muda dan wanita paling terdampak kesehatan mental. Studi Global Burden of Disease terbaru menunjukkan ada risiko perilaku bunuh diri dan melukai diri sendiri pada dua kelompok ini.
Ditemukan pula orang-orang dengan riwayat penyakit sebelumnya, seperti asma, kanker dan penyakit jantung, lebih mungkin mengalami gejala gangguan mental.
Data menunjukkan orang-orang yang mengidap gangguan mental jika terpapar COVID-19, lebih mungkin mengalami rawat inap, penyakit parah dan kematian dibandingkan dengan orang tanpa gangguan mental. Orang dengan gangguan mental yang lebih parah, seperti psikosis dan usia muda dengan gangguan mental, sangat berisiko.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(naf/kna)