Positif Corona Tanpa Gejala Masih Bisa Kena Long Covid, Kok Bisa?

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 08 Mar 2022 19:45 WIB
Penyebab pasien COVID-19 tanpa gejala masih bisa terkena long COVID. Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7
Jakarta -

Fenomena long Covid saat ini masih menjadi teka-teki yang belum bisa dipecahkan oleh para ahli. Kondisi ini terjadi saat seseorang masih terus mengalami gejala COVID-19 meski sudah negatif.

Kondisi ini lebih rentan terjadi pada pasien COVID-19 yang sebelumnya mengalami gejala parah dan dirawat di rumah sakit sebesar 80 persen. Menurut penelitian yang ada, long Covid ini juga bisa terjadi pada 5-10 persen pasien yang tidak dirawat di rumah sakit.

Namun, sebuah studi menemukan bahwa orang yang tanpa gejala atau asimtomatik juga rentan mengalami long Covid. Kok bisa?

Studi yang dilakukan oleh FAIR Health menunjukkan banyak pasien asimtomatik mengalami long Covid. Hampir sepertiga pasien virus Corona tanpa gejala terus mengalami long Covid sebulan setelah diagnosis awal.

"Hampir sepertiga pasien dengan masalah jangka panjang (long Covid) seperti itu tidak memiliki gejala apa pun dari infeksi virus corona awal mereka selama 10 hari setelah mereka dites positif," tulis studi tersebut yang dikutip dari Times of India, Selasa (8/3/2022).

Studi baru lainnya yang dilakukan para peneliti di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles, juga menemukan bahwa pasien COVID-19 yang mengalami infeksi ringan atau tanpa gejala juga rentan mengalami long Covid.

Penyebab pasien COVID-19 asimtomatik bisa mengalami long Covid

Untuk membuktikannya, studi yang dipublikasikan dalam Journal of Translational Medicine ini melibatkan 177 relawan yang pernah terinfeksi COVID-19. Setelah menganalisis data, orang dengan riwayat infeksi COVID-19 memiliki autoantibodi dalam jumlah yang besar dan bertahan selama enam bulan pasca pulih dari COVID-19.

Autoantibodi merupakan zat atau antibodi sejenis protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh seseorang. Autoantibodi ini menghancurkan elemen pertahanan kekebalan tubuh dan menyerang protein individu itu sendiri.

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa autoantibodi yang menyerang diri sendiri ini bisa menyebabkan infeksi parah, bahkan bisa meningkatkan risiko long Covid.

Dari laporan penelitian tersebut, beberapa autoantibodi yang dipicu oleh COVID-19 ini bisa menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri dari waktu ke waktu.

Adapun beberapa waktu yang bisa meningkatkan risiko long Covid, seperti:

  • Tingkat viral load atau RNA SARS-CoV-2 yang tinggi dalam darah
  • Adanya autoantibodi
  • Reaktivasi virus Epstein-Barr
  • Orang dengan diabetes tipe 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"

(sao/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork