Aksi pawang hujan Rara Istiani Wulandari di arena Pertamina Grand Prix of Indonesia viral dan menjadi sorotan publik, bahkan dilirik media asing. Ada yang memuji aksinya, namun adapula yang mencemooh sehingga menimbulkan perdebatan.
Wanita yang akrab disapa Mbak Rara itu juga sempat disorot pihak MotoGP. MotoGP lawat akun Twitternya mengunggah cuitan "IT WORKED", Minggu (20/3/2022), tepat sebelum balapan berlangsung.
Tak lama setelahnya, netizen ramai-ramai membahas aksi Mbak Rara. Tidak sedikt yang pro-kontra mengenai aksi pawang hujan di Pertamina Mandalika International Street Circuit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara salah satu media asing, memuji aksi Mbak Rara yakni media Inggris BT Sport melalui cuitan Twitternya. "Kami sangat membutuhkannya. Terima kasih #IndonesianGP," cuit akun @btsportmotogp, Minggu (20/3/2022), yang disertakan foto Mbak Rara tengah sibuk menghadang hujan.
Wajarkah jika hal ini memicu perdebatan hingga emosi netizen?
Menurut psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum munculnya rasa emosi di tengah masyarakat kemungkinan bisa saja terjadi karena adanya perbedaan persepsi mengenai profesi pawang hujan. Menurutnya, perbedaan pendapat itu wajar terjadi dan masyarakat boleh menyampaikan perasaan, pemikiran, serta pendapat, tetapi dengan cara yang baik.
"Bisa disebabkan karena mereka memiliki persepsi bahwa tindakan itu (pawang hujan) bukan berasal dari budaya Indonesia melainkan bagian dari perilaku yang terbelakang di tengah zaman yang sudah serba canggih dan modern," ungkap Rahma saat dihubungi detikcom, Senin (21/3/2022).
Lebih lanjut Rahma mengatakan, bila terjadi perbedaan pandangan mengenai sebuah profesi dan ingin mengutarakn pendapat, gunakanlah kata-kata yang baik. Sehingga tidak terjadi perdebatan atau permusuhan yang membuat diri kelelahan secara emosional.
"Gunakanlah kata-kata yang baik, sebab kata-kata yang baik mencerminkan kebersihan hati. Sekalipun hal yang kita sampaikan adalah suatu kebenaran, namun jika diucapkan dengan kasar dan penuh hujatan maka akan sia-sia dan justru dapat menimbulkan permusuhan," imbau Rahma.
(any/kna)











































