Ade Armando, dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) dikeroyok saat demo 11 April lalu. Demo tersebut digelar aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di kompleks DPR RI.
Nahas, dirinya kini harus terbaring di rumah sakit dan CT Scan Ade Armando menunjukkan yang bersangkutan mengalami perdarahan otak.
"Hasil CT scan tadi malam itu menunjukkan Bang Ade pendarahan di otak belakangnya. Jadi itu memanjang," kata Sahabat Ade, Nong Darol Mahmada, dikutip dari detikNews.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Perdarahan Otak?
Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), dr Mursyid Bustami, SpS(K) KIC MARS, perdarahan otak bisa disebabkan karena benturan. Perdarahan tersebut bisa mengintai bagian manapun pada otak, seperti salah satunya di bagian belakang otak.
Dalam beberapa kasus, pasien memang memerlukan tindakan operasi. Namun, dr Mursyid menekankan penanganannya bakal berbeda tergantung dengan keparahan perdarahan otak yang terjadi.
"Perdarahan otak itu bisa terjadi spontan (sering disebut Stroke Perdarahan) dan bisa juga akibat trauma atau benturan. Lokasi perdarahan dapat terjadi di lokasi manapun di otak, seperti contoh perdarahan di otak belakang," kata dr Mursyid saat dihubungi detikcom, Selasa (12/4).
"Risikonya tergantung keparahan, begitu juga penyembuhan tergantung keparahan. Pada beberapa kondisi, membutuhkan tindakan operasi," lanjutnya.
Efek Fatal Perdarahan Otak
dr Mursyid menegaskan risiko fatal bisa mengintai pasien yang mengalami perdarahan otak. Jika tingkat keparahan sangat tinggi, bukan tidak mungkin pasien meninggal dunia.
"Kalau perdarahan ringan akan sembuh seperti sediakala. Namun butuh waktu untuk penyerapan bekuan darah yang terjadi. Kalau pada perdarahan yang sangat parah tentu bisa saja meninggal dunia," terang dr Mursyid saat dihubungi detikcom, Selasa (12/4/2022).
"Ada beberapa pertimbangan untuk dilakukan operasi misalnya volume perdarahan, lokasi dan kondisi klinis pasien sendiri," sambung dia.
Pasien yang mengalami penurunan kesadaran akibat perdarahan otak berisiko mengalami kondisi fatal tersebut.
"Banyak hal yang mempengaruhi penurunan kesadaran antara lain perdarahan yang besar, memar dan sembab otak atau lokasi trauma mengenai batang otak," katanya.
"Kalau kesadaran semakin lama semakin menurun tentu berbahaya," tegas dia.
Ade Armando dipindahkan dari ruang ICU ke HCU. Apa bedanya? Next di halaman selanjutnya.
Ruang ICU dikhususkan bagi pasien kritis yang memerlukan perawatan intensif. Sejumlah kondisi pasien yang ditangani di ruang ICU di antaranya luka besar (major trauma), luka bakar parah, gagal napas, pasien usai transplantasi organ, operasi kardiotoraks, dan tulang punggung kompleks.
Bedanya dengan HCU, pasien yang dirawat di ICU memerlukan ventilator dan alat bantu lain untuk membantu kerja tubuh.
HCU (High Care Unit)
Sementara HCU atau high care unit merupakan pelayanan RS bagi pasien yang tengah dipantau secara ketat, berada satu level di bawah ICU. Pertimbangan pasien dirawat di ICU dan HCU berdasarkan keputusan dokter.
Dokter biasanya menempatkan pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran stabil namun membutuhkan observasi lanjut di HCU, sebelum akhirnya dipindahkan ke rawat inap.
Simak Video "Video: Kemenkes Bicara Deretan Penyakit yang Jangkit Korban Banjir Sumatera"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)











































