Korban 'Ghosting' Dating Apps Bisa Trauma Dobel, Rugi Materi Plus Dihakimi

Korban 'Ghosting' Dating Apps Bisa Trauma Dobel, Rugi Materi Plus Dihakimi

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 21 Apr 2022 14:30 WIB
Korban Ghosting Dating Apps Bisa Trauma Dobel, Rugi Materi Plus Dihakimi
Ilustrasi korban 'ghosting' di dating apps bisa mengalami trauma dobel. Foto: Getty Images/iStockphoto/Urupong
Jakarta -

Kasus 'ghosting' oleh pengguna aplikasi kencan alias 'dating apps' lagi-lagi bikin ramai dunia maya. Seorang pengguna Twitter 'nge-spill' nama dan foto terlapor penipu, hingga kronologi dirinya di-ghosting oleh teman kencan online. Akan tetapi, sejumlah pengguna Twitter justru menilai kebiasaan 'dikit-dikit nge-spill' adalah sikap tak siap dalam menjalani kencan online.

Psikolog klinis dan CEO Welas Asih Healing dan Development Center, Bianglala Andriadewi, menyebut aksi penipuan sebenarnya bisa diantisipasi dan dicegah dalam bermain dating apps. Tak lain, dengan senantiasa berhati-hati dan berani ambil tindakan ketika pasangan kencan mulai menunjukkan 'red flags'.

Akan tetapi, penting untuk masyarakat tidak menghakimi korban 'ghosting' dan penipuan di dating apps. Sebab pada banyak kasus, korban bisa mengalami trauma dobel baik karena kerugian secara materil, atau kehilangan orang yang dicintai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita mengalami, menjadi victim scam di dating apps apalagi masalah keuangan, itu akan mengalami namanya double whammy. Traumanya double secara finansial, dan juga trauma kehilangan orang yang dia cintai," terang Bianglala pada detikcom lewat program e-Life beberapa waktu lalu.

"Kita nggak akan ngasih kalau kita nggak sayang. Kita sudah terlanjur sayang sama orangnya, eh malah dia ternyata nipu jadi double sakitnya," imbuhnya.

Kemungkinan lainnya, korban mengurungkan niat untuk berbicara terbuka pada orang lain lantaran takut dirinya dihakimi. Ia khawatir, orang-orang lain menilai dirinya bisa tertipu oleh pengguna dating apps lantaran dirinya ceroboh dan tidak berhati-hati dalam berkenalan dengan orang baru di dunia online.

"Itu menyakitkan. Yang kedua biasanya ada rasa malu mungkin ketika aku sudah tau bahwa aku adalah victim, korban dari seseorang ini. Tapi aku nggak mau speak up karena biasanya akan disalahkan (seperti) 'lo bego sih, kenapa percaya?'," beber Bianglala.

"Itu yang perlu kita perhatikan. Kalau ada teman yang mengalami hal seperti itu jangan dihakimi. Terima dia lagi. Sudah dia kehilangan dua hal, terus dia malu untuk menyampaikan karena kesannya aku bodoh banget bisa sampai ketipu, sama ada kekhawatiran untuk memulai hubungan yang baru. Karena lukanya dobel," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Gejala Trauma yang Ditemukan pada Anak-anak Gaza Pasca-perang"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Berita Terkait