Berkumpul bersama dengan keluarga besar pada momen Lebaran memang telah menjadi tradisi tahunan. Sanak keluarga yang datang dari beragam daerah biasanya berkumpul pada rumah famili yang dituakan.
Momen bahagia ini tidak jarang berubah seketika menjadi ajang pamer pencapaian. Ujung-ujungnya berakhir dengan sikap membandingkan-bandingkan yang membuat insecure dan memancing kekhawatiran.
Psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Center berpendapat, orang yang sering membanding-bandingkan orang lain sebenarnya memiliki ruang hampa di hatinya dan butuh pengakuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang yang sering membanding-bandingkan adalah orang yang sebenernya memiliki ruang hampa di hatinya sehingga butuh pengakuan dan pujian," ujarnya dihubungi detikcom, Kamis (28/4).
Menurut Rahma, merespon orang yang sering membanding-bandingkan kita, bisa dengan mengasihani dan mengabaikannya atau justru sebaliknya, membalasnya dengan cinta kasih berupa pujian dan pengakuan.
"Kita bisa memilih untuk mengasihani dan mengabaikan saja atau justru dengan memberi mereka cinta kasih, dengan memberi pujian dan pengakuan. Misalnya, 'iya tante, hebat ya'," imbuh Rahma.
Dengan diniatkan memberi pujian sebagai bagian dari sedekah, Rahma berpendapat hal ini tidak akan membuat hati menjadi insecure dan justru malah membuat bahagia.
"Lakukan saja dengan niat memberi sedekah pujian atau niat untuk menebar kasih sayang. InsyaAllah kita ga akan merasa kecil hati atau insecure, justru merasa lebih bahagia karena bisa memberi," sambungnya.
Sementara itu, Rahma berpesan agar jangan mengikuti tolak ukur dan terpengaruh kesuksesan orang lain, sehingga saat dibanding-bandingkan kita tidak berakhir merasa insecure.
"Yakin saja bahwa jalan hidup setiap orang berbeda dan Tuhan menilai proses usaha dan perjuangan kita menjalani hidup. Setiap orang memiliki kelebihan pada aspek yang berbeda. Jadi tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan itu tidak sama. Ga perlu ikut ikut tolak ukur orang lain. Yakin saja pada jalan hidup yang sudah kita pilih," pesannya.
Tidak lupa ia mengingatkan agar selalu mencintai diri sendiri dan tidak perlu banyak berharap kepada orang lain untuk memahami kita.
"Cintai takdir kita, cintai perjalanan hidup kita dan cintai diri sendiri. Ga perlu berharap orang lain memahami dan mencintai kita. Cukup Tuhan dan diri kita sendiri yang mencintai diri ini," pungkasnya.
Simak Video "Video Pakar: Flu Burung Picu Pandemi yang Lebih Parah Dibanding Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(mfn/naf)











































