Tahun ini, masyarakat Indonesia diperbolehkan melakukan perjalanan mudik di tengah pandemi COVID-19. Demi mengantisipasi risiko penularan virus dan kenaikan kasus, masyarakat diimbau untuk melengkapi dosis primer dan booster vaksin COVID-19, serta senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
"Antisipasi itu harus dari sekarang sebelum mudik. Jangan tunggu setelah kejadian kasusnya banyak lagi, itu namanya bukan antisipasi tapi reaktif," ujar spesialis paru paru Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K) saat ditemui detikcom di acara 'Understanding COVID-19 Vaccine Effectiveness' di Jakarta Selatan, Rabu (27/4/2022).
"Harusnya kalau antisipasi dari sekarang. Kita imbau mereka dari sekarang (untuk) vaksin dong, booster dong. Kalau nggak begitu, protokol kesehatannya jangan longgar. Harus ketat," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut dr Erlina menjelaskan, vaksin COVID-19 tak berdiri sendiri. Untuk memberikan proteksi optimal, vaksin COVID-19 wajib dibarengi penerapan protokol kesehatan. Sebab di samping tingkat imunitas dari tubuh, risiko paparan virus Corona juga datang dari keterpaparan (exposure) dan jumlah virus yang masuk.
COVID-19 RI Bakal Melonjak Lagi?
Menurutnya, Indonesia tak bebas dari risiko lonjakan kasus COVID-19 pasca momen Lebaran kali ini. Namun lantaran jumlah penerima vaksin COVID-19 sudah lebih banyak dibandingkan liburan tahun lalu, dr Erlina optimistis, imbas lonjakan kasus tak akan separah tahun lalu.
"Kemungkinan itu (kasus COVID-19 di Indonesia naik lagi) ada. Tapi karena sudah banyak orang divaksin, saya rasa nggak sebanyak yang sebelum-sebelumnya," pungkas dr Erlina.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/up)