WHO: Studi Penyebab Hepatitis Misterius Akan Selesai Minggu Ini

WHO: Studi Penyebab Hepatitis Misterius Akan Selesai Minggu Ini

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Selasa, 17 Mei 2022 16:00 WIB
WHO: Studi Penyebab Hepatitis Misterius Akan Selesai Minggu Ini
Foto: iStock
Jakarta -

Penelitian mengenai penyebab utama hepatitis akut misterius yang menyerang anak usia di bawah 16 tahun, akan selesai minggu ini. Penelitian tersebut akan mengungkapkan apakah hepatitis misterius disebabkan Adenovirus atau infeksi COVID-19.

Pada 11 Mei 2022 kemarin, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah memperbarui laporan mengenai hepatitis akut misterius.

Berdasarkan data CDC per 5 Mei 2022, dari 109 anak yang terinfeksi hepatitis akut misterius, lebih dari setengahnya dites positif Adenovirus. Sekitar 90 persen pasien harus dirawat di rumah sakit. Kemudian 14 persen pasien harus menjalani transplantasi hati dan lima kematian masih dalam penyelidikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa minggu ini, Inggris akan menyelesaikan studinya terkait penyebab hepatitis misterius.

"Studi tersebut akan membantu melihat apakah (Adenovirus) hanya infeksi insidental atau ada hubungan sebab-akibat," kata peneliti dari program hepatitis global WHO, Philippa Easterbrook, dikutip dari Fox News, Selasa (17/5/2022).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Easterbrook memaparkan, hingga hari ini tak ada satupun sampel hati di Inggris yang menunjukkan adanya peradangan hati akibat Adenovirus.

"Tetapi kami masih menunggu pemeriksaan biopsi lebih lanjut," tambahnya.

Saat ini, hipotesis utama dari para ilmuwan tetap melibatkan Adenovirus dengan juga mempertimbangkan peran COVID-19.

"Pertanyaan mendasar saat ini apakah ada pola karakteristik patologi hati pada para pasien. Pola tersebut kemungkinan akan terlihat pada stadium lanjut ketika transplantasi hati dilakukan, atau lebih awal sebelum kerusakan hati parah terjadi," kata dr Daniel Lucey, profesor klinis kedokteran di Dartmouth Geisel School of Medicine.

Ia menambahkan, jika pola patologi tersebut sudah ditemukan, dapat digunakan untuk membantu identifikasi etiologi hepatitis.

Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin COVID-19

Sementara itu, Badan Keamanan dan Kesehatan Inggris (UKHSA) kembali menegaskan bahwa vaksin COVID-19 bukan penyebab hepatitis akut misterius. Sebab, mayoritas kasus di Inggris merupakan pasien di bawah 5 tahun yang belum mendapat vaksin COVID-19.

"Pada 11 Mei, CDC Eropa melaporkan total 449 kasus di 27 negara termasuk dari Eropa, Amerika (Utara, Tengah, dan Selatan), Asia dan Timur Tengah," terang dr Lucey.

Jumlah kasus tertinggi sejauh ini ada di Inggris (163), Amerika Serikat (109), Italia (35), Spanyol (22), Brasil (16), Indonesia (15), Israel (12), Swedia (9), Argentina (8), Jepang (7), dan Kanada (7).

Menurut data terbaru UKHSA, Inggris telah melaporkan kasus terbanyak di dunia. Namun sejauh ini, tidak ada anak yang meninggal di negara tersebut.

Halaman 2 dari 2
(any/naf)

Berita Terkait