Jenazah Eril Ditemukan, Ingat Lagi Etika Menyampaikan Belasungkawa

Jenazah Eril Ditemukan, Ingat Lagi Etika Menyampaikan Belasungkawa

Vidya Pinandhita - detikHealth
Jumat, 10 Jun 2022 07:00 WIB
Jenazah Eril Ditemukan, Ingat Lagi Etika Menyampaikan Belasungkawa
Jenazah Eril ditemukan polisi Bern setelah 2 pekan dinyatakan hilang (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Jakarta -

Polisi Bern melaporkan temuan jenazah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di sungai Aare. Mengacu pada identifikasi DNA, jenazah tersebut merupakan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz, anak dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang diketahui hilang di sungai Aare, Swiss, sejak 26 Mei 2022.

"Kemarin kepolisian kantor Bern telah bertemu kami di kantor KBRI Bern bersama keluarga untuk menyampaikan informasi awal mengenai ditemukannya jasad yang diduga adalah ananda Eril pada sekitar 6.50 pagi waktu Swiss atau 11.50 WIB," jelas Dubes RI untuk Swiss, Muliaman Dharmansyah Hadad dalam Press Briefing KBRI Bern, Kamis (9/6/2022).

"Sesuai prosedur yang berlaku, tim forensik kepolisian segera melakukan identifikasi dan penelusuran DNA untuk memastikan bahwa jasad yang ditemukan tersebut adalah benar ananda Eril. Pada hari Kamis 9 Juni 2022 siang waktu Swiss, pihak kepolisian menyampaikan konfirmasi bahwa hasil tes DNA jasad yang ditemukan kemarin adalah ananda Emmeril Kahn Mumtadz atau ananda Eril," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saran Psikolog tentang Cara Menyampaikan Belasungkawa

Atas informasi tersebut, banyak warganet menyampaikan belasungkawa dan ungkapan simpatik untuk kepergian Emmeril Kahn Mumtadz.

Dalam tayangan e-Life bertajuk 'Bijaksana Hadapi Duka Pandemi', psikolog klinis dari Tiga Generasi Utari Krisnamurthi mengingatkan penting untuk tetap bersandar pada etika ketika menyampaikan belasungkawa. Jangan sampai alih-alih menguatkan, cara penyampaian belasungkawa yang tak tepat justru malah menyinggung pihak yang sedang berduka.

ADVERTISEMENT

Simak Video 'Netizen Sampaikan Belasungkawa Usai Jenazah Eril Ditemukan':

[Gambas:Video 20detik]



Utari mengingatkan, ketika menyampaikan belasungkawa, hindari saran-saran yang tidak diperlukan.

"Sebaiknya jauhi pertanyaan yang mengarah ke penasaran, misalnya, nanya 'Kenapa kok bisa kejadian seperti ini? Apa yang terjadi? Apakah ada firasat akan ditinggalkan?' Atau, 'Kok bisa sih kayak gini? Harusnya jangan gini, gini.'," terangnya.

"Padahal orangnya kan udah nggak ada, jadi udah nggak bisa ada kata-kata 'seharusnya' dan 'seandainya', atau menyesali kejadian tersebut," lanjut Utari.

Lebih lanjut menurut Utari, sebaiknya hindari pertanyaan seputar detail kejadian. Pasalnya, pihak keluarga atau pihak yang tengah berduka mungkin membutuhkan privasi.

Halaman 2 dari 2
(vyp/up)

Berita Terkait