Kehadian subvarian Omicron baru, BA.4 dan BA.5, disebut jadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 RI selama beberapa hari terakhir. Sebagian orang mungkin penasaran sebenarnya sampai kapan virus ini akan terus bermutasi menjadi varian baru.
Ketua Umum Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD, K-AI, mengingatkan agar warga tidak lengah dengan kondisi pandemi yang membaik di Indonesia. Ini karena Corona merupakan jenis virus RNA yang mudah bermutasi selama masih ada transmisi.
Dampaknya akan ada potensi lonjakan kasus setiap muncul varian baru. Ini kemudian menjadi siklus berulang, karena transmisi memberi kesempatan untuk virus bermutasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita jangan mengharapkan total tidak mutasi. Karena ini kan virus messenger RNA (mRNA), jadi sifatnya memang akan bermutasi setiap saat," kata dr Iris dalam diskusi yang disiarkan kanal Youtube BNPB Indonesia, Senin (13/6/2022).
"Itu sudah dari penciptanya. Sifat virus kaya influenza dan COVID yang mRNA dia akan bermutasi untuk melindungi dirinya. Jadi sampai kapan pun dia akan bermutasi," lanjutnya.
Warga disarankan tetap menjaga diri dengan protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi yang bagi sebagian orang sudah dianjurkan dosis boster. Harapannya ini dapat mengurangi risiko infeksi atau jatuh sakit parah karena COVID-19.
"Saat ini kita jangan lengah. Walaupun BA.4 dan BA.5 mirip dengan Omicron, penularannya cepat tapi ringan, itu kita tetap harus waspada. Segala sesuatu baru yang belum kita ketahui dengan benar tetap harus waspada," pungkasnya.
(fds/up)











































