Di Fertility Talkshow, Morula Indonesia Kupas Tuntas Program IVF

Di Fertility Talkshow, Morula Indonesia Kupas Tuntas Program IVF

Atta Kharisma - detikHealth
Sabtu, 18 Jun 2022 19:37 WIB
Di Fertility Talkshow, Morula Indonesia Kupas Tuntas Program IVF
Foto: dok. Morula IVF
Jakarta -

Kehamilan menjadi sebuah dambaan bagi pasangan suami istri setelah menikah. Khususnya bagi mereka yang telah menikah lebih dari 12 bulan tetapi belum juga mendapatkan buah hati.

Data menunjukkan pasangan infertilitas di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat. Kini tercatat ada 10-15% jumlah penduduk di Indonesia mengalami infertilitas.

Prevalensi wanita usia subur yang mengalami infertilitas diperkirakan mencapai 6,08%. Prevalensi infertilitas tertinggi terdapat pada usia 20-24 tahun sebanyak 21,3%, sedangkan prevalensi infertilitas terendah pada usia 40-44 tahun yaitu 3,3%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Morula Indonesia sebagai perusahaan yang menjadi salah satu pelopor dalam program bayi tabung (IVF) di Indonesia, bersama para dokter ahli berkolaborasi dengan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) Institut Pertanian Bogor menggelar Fertility Talkshow yang diadakan di Royal Hotel Bogor.

Hadir sebagai narasumber di antaranya CEO dan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Morula IVF Jakarta Dr. dr. Ivan Rizal Sini, SpOG, MD, FRANZOG, GDRM, MMIS dan Direktur Sains Morula IVF Jakarta Prof. drh. Arief Boediono. Ph.D, PA. Vet (K).

ADVERTISEMENT

Talkshow ini dipersembahkan untuk para mom atau mom-to-be yang ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut seputar program kehamilan, khususnya program in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung dan pembahasan terkait masalah infertilitas yang sering ditemui pasangan suami istri, serta proses frozen embryo transfer (FET) dan mengetahui tingkat kesuksesannya.

"Bayi tabung adalah proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim dan proses hubungan seksual. Artinya, sel telur istri dan sperma suami disatukan bukan di dalam tubuh melalui hubungan suami-istri, melainkan di dalam laboratorium khusus. Selanjutnya, sel telur yang telah dibuahi dan menjadi embrio akan dibiarkan berkembang di tempat khusus selama beberapa waktu. Nantinya, embrio yang telah berkembang itu akan dipindahkan ke dalam rahim. Lamanya proses bayi tabung dapat dihitung tidak dipastikan," terang dr. Ivan.

"Satu siklus bayi tabung dapat memakan waktu sekitar 2-3 minggu. Hanya saja, pada kondisi tertentu dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan lebih dari satu siklus bayi tabung hingga akhirnya pasien berhasil," lanjutnya.

IVF adalah salah satu metode yang paling efektif dari kategori teknologi reproduksi untuk mendapatkan kehamilan. Kendati demikian, banyak faktor yang harus diperhatikan agar persentase kehamilan melalui bayi tabung dapat meningkat.

"Upaya upaya mendapatkan buah hati dimulai dari kesehatan suami istri dimulai dari gaya hidup yang sehat, banyak buah, sayuran, olahraga, itu adalah bagian yang penting dari sisi istri maupun dari sisi suami," ungkap dr. Ivan.

Dia juga mengatakan bahwa faktor umur sangat penting menentukan persentase keberhasilan bayi tabung.

Baca Selengkapnya

Dalam proses bayi tabung (IVF) terdapat tahapan embrio transfer, yaitu proses pemindahan embrio hasil dari sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma yang dicampurkan dalam media tertentu dan diproses di dalam laboratorium khusus. Hal ini dilakukan ketika sulit terjadi pembuahan alami akibat masalah kesuburan.

"Hasil yang didapat dari proses transfer embrio bermacam-macam bergantung pada metode. Transfer embrio segar berpeluang berhasil sebesar 40-48%, sementara transfer embrio beku atau Frozen Embryo Transfer (FET) sebesar 50% peluang kehamilan. Oleh sebab itu, menurut sebuah penelitian, embrio beku dapat digunakan sebagai transfer embrio tambahan yang dilakukan jika proses transfer embrio segar berpeluang mengalami kegagalan," papar drh. Arief.

Selama proses transfer embrio segar, secara bersamaan dilakukan pembekuan embrio. Jika transfer embrio segar gagal, maka sudah ada embrio beku yang siap ditransfer. Sementara untuk tingkat keberhasilan atau kegagalan transfer embrio ditentukan berdasarkan faktor individu seperti kondisi genetik dari pasien, kondisi kesuburan, latar belakang ras, dan lain-lain.

"Embrio transfer adalah proses yang terbilang mempunyai risiko rendah. Namun, efek yang dialami pasien seperti infeksi, perubahan keputihan, dan pendarahan juga tidak jarang seperti yang terjadi saat konsepsi alami. Ada pula risiko besar yang dapat terjadi yaitu beberapa embrio menempel pada rahim. Akibat dari hal itu bisa menyebabkan kehamilan kembar yang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal, baik bagi ibunya maupun bayi yang dikandung, seperti lahir premature," pungkas drh. Arief.

Morula IVF Indonesia membantu mewujudkan impian menjadi orang tua dengan program bayi tabung (IVF). Morula IVF sudah berpengalaman lebih dari 24 tahun, dan lewat pemanfaatan teknologi terbaru & sertifikasi internasional telah sukses membantu 100.000 pasangan di Indonesia dengan tingkat keberhasilan kehamilan tertinggi hingga 72%.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi website www.morulaivf.co.id atau menghubungi 150-IVF atau 150-483, contact.center@morulaivf.co.id, Senin-Sabtu pukul 07.00 - 20.00 WIB.

Yuk tahun ini hamil, salam 2 garis!

Halaman 2 dari 2
(ads/ads)

Berita Terkait