Mendekati Prediksi Puncak BA.4 dan BA.5, Benar Bakal Sampai 20 Ribu?

Mendekati Prediksi Puncak BA.4 dan BA.5, Benar Bakal Sampai 20 Ribu?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 13 Jul 2022 13:35 WIB
Mendekati Prediksi Puncak BA.4 dan BA.5, Benar Bakal Sampai 20 Ribu?
Kasus Corona di Indonesia. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Gelombang COVID-19 yang dipicu subvarian BA.4-BA.5 diprediksi mencapai puncaknya pekan ini dengan 18-20 ribu kasus perhari. Tapi sejauh ini, angka tertinggi baru 3 ribuan.

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti jumlah testing COVID-19 di Indonesia yang konsisten berada di bawah 100 ribu. Hal ini menurutnya berdampak pada kenaikan kasus yang relatif tidak terlalu tinggi jika dibandingkan puncak kasus COVID-19 Juli lalu.

Per Selasa (12/7/2022) misalnya, total ada 3.361 kasus yang dilaporkan, tertinggi sejak 31 Maret 2022. Jumlah tersebut merupakan hasil testing 97.935 spesimen. Relatif lebih rendah dari total pemeriksaan spesimen di awal Maret yang mencapai 257.959 dengan catatan 20 ribu kasus sehari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, Prof Tjandra pesimistis jika puncak kasus COVID-19 di gelombang baru bisa menyentuh 20 ribu, seperti yang diprediksikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya. Menkes saat itu memproyeksikan jumlah kasus di gelombang baru Omicron bisa mencapai 16 hingga 20 ribu, sepertiga dari puncak kasus COVID-19 Omicron sebelumnya, berkaca pada banyak negara lain.

"Maka untuk dapat mendeteksi 20 ribu maka perlu diperiksa jauh lebih banyak spesimen, tidak cukup di bawah 100 ribu seperti beberapa bulan terakhir ini dilakukan," ungkap Prof Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Rabu (13/7/2022).

ADVERTISEMENT

Kasus Tertinggi Sejak BA.4 dan BA.5 Masuk RI

Ia khawatir pelaporan data kasus COVID-19 saat ini jauh dari gambaran sebenarnya yang terjadi di masyarakat. Terlebih, menurutnya, saat kasus harian COVID-19 meningkat 1,99 kali lipat, jumlah pemeriksaan hanya naik 1,37 kali lipat.

Dalam kasus ini, Prof Tjandra membandingkan data per 11 Juli 2022 yakni 1.681 kasus dari 71 ribu spesimen yang diperiksa, sementara 12 Juli tercatat 3.361 kasus dari 97.935 total spesimen.

"Jadi artinya situasinya lebih serius dan jelas kita harus waspada. Masyarakat perlu memperketat protokol kesehatan, pakailah masker Anda, jangan lengah," pesan dia.

Hal senada sempat diutarakan ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, ia memprediksi pemerintah hanya mampu menemukan tidak lebih dari 5 ribu kasus, jika testing dan tracing tidak dilakukan secara masif.

Kilas Balik Puncak Omicron dan Delta

Gelombang Omicron sebelumnya dilaporkan 16 Februari 2022. Ada penambahan 64.718 kasus baru dari total 566.050 spesimen yang diperiksa.

Sementara gelombang puncak COVID-19 Delta tercatat di 15 Juli 2022 dengan laporan 56.757 kasus dari total 249.059 spesimen yang diperiksa.




(naf/up)
'Amukan' Baru Omicron
12 Konten
Indonesia diamuk varian baru Omicron BA.4 dan BA.5. Kasus aktif COVID-19 tercatat meningkat signifikan melampaui 20 ribu kasus.

Berita Terkait