Sama-sama bisa lolos dari perlindungan antibodi pasca vaksinasi maupun infeksi alami COVID-19 sebelumnya. Subvarian Omicron BA.2.75 'Centaurus' ini pertama kali dilaporkan di India, sejak saat itu sudah menyebar ke banyak negara lain termasuk Tanah Air.
Meski belum ada pasti terkait seberapa berbahaya subvarian Omicron BA.2.75, 'Centaurus' diduga lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya. Pusat dan Pengendalian Pencegahan Penyakit Menular Amerika Serikat menandainya dengan 'varian dalam pemantauan'.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih memasukkan varian Omicron sebagai variant of concern, sehingga varian BA.2.75 otomatis masuk dalam kategori yang sama. Para ilmuwan di seluruh dunia secara hati-hati memantau sub-varian COVID-19 baru.
Gejala 'Centaurus'
Gejala Centaurus diperkirakan mirip dengan varian Omicron sebelumnya. Para ilmuwan di balik ZOE Covid Study, riset terkait gejala COVID-19, memperingatkan orang-orang untuk mewaspadai tiga gejala umum seperti berikut:
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Batuk kering.
Selain tiga gejala tersebut, keringat malam dan sakit kepala juga menjadi keluhan umum yang muncul pada pasien Omicron. Mengingat karakteristik 'Centaurus' masih dipelajari oleh para ilmuwan, masyarakat diimbau untuk membiasakan diri dengan segala potensi gejala COVID-19 yang harus diwaspadai.
Berikut daftar lengkap gejala COVID-19 yang harus diwaspadai:
- Suhu tinggi atau menggigil (menggigil).
- Batuk yang terus menerus, batuk selama lebih dari satu jam.
- Kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa Anda.
- Sesak napas
- Merasa lelah atau lelah
- Nyeri tubuh
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau berair
- Kehilangan selera makan.
- Diare.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(naf/up)