Kementerian Kesehatan RI mulai memberikan vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua, Jumat (29/07/22). Pemberian booster kedua baru untuk tenaga kesehatan sebagai prioritas utama.
Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes RI tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster Kedua Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
"Vaksin yang dapat digunakan untuk dosis booster kedua ini adalah vaksin COVID-19 yang telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat Atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan memperhatikan ketersediaan vaksin yang ada," keterangan dalam Surat Edaran tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, mengungkapkan program vaksinasi dosis keempat atau booster kedua bertujuan untuk memberikan imunitas tambahan bagi kelompok berisiko. Hal ini dilakukan karena mengingat perlindungan dari vaksinasi Corona yang sebelumnya menurun dalam 4 hingga 6 bulan.
"Studi dari COV-Boost mengungkapkan penyuntikan dosis keempat vaksin mRNA mampu tingkatkan level antibodi dan imunitas seluler tanpa menimbulkan KIPI yang berat," jelas Prof Wiku dalam konferensi pers, Kamis (28/7/2022).
Menurut Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), perlindungan signifikan pada usia dewasa ditawarkan oleh vaksin COVID-19 dosis ketiga dan keempat. Termasuk di antara individu yang pernah mengidap varian Omicron di awal 2022. Studi CDC memaparkan hubungan antibodi setelah vaksinasi dosis keempat melawan varian Omicron terbaru yang kini jadi mayoritas yaitu BA.5.
"Vaksin yang ada pada saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit serius yang dipicu oleh BA.5 yang beredar saat ini," ungkap CDC.
Teknologi mRNA digunakan oleh CDC secara spesifik untuk menganalisis efektivitas vaksin COVID-19, seperti Pfizer hingga Moderna. Data VISION Network di lebih dari 214.000 kunjungan gawat darurat atau perawatan darurat dan lebih dari 58.000 rawat inap dengan diagnosis penyakit mirip COVID-19 di 10 negara bagian AS dari pertengahan Desember 2021 hingga pertengahan Juni 2022 diperiksa oleh para ahli.
NEXT: Efektivitas vaksin booster
Hasil studi menunjukkan:
Efektivitas pada BA.1
Ketika subvarian BA.1 mendominasi, efektivitas vaksin COVID-19 dua dosis mRNA berada di cakupan 61 persen untuk mencegah rawat inap COVID-19. Tingkat cakupan efektivitas meningkat menjadi 85 persen hingga 92 persen pasca menerima dosis ketiga.
Efektivitas pada BA.2/BA.2.12.1
Dua dosis vaksin COVID-19 memiliki efektivitas dalam mencegah kasus rawat inap COVID-19 sebanyak 24 persen pada subvarian BA.2. Angka tersebut meningkat menjadi 52 hingga 69 persen di vaksinasi booster ketiga.
Hal serupa ditemukan pada kasus gawat darurat dan perawatan darurat, efektivitas vaksin COVID1-9 dua dosis lebih rendah selama BA. 2 merajalela. Namun, dapat meningkat kembali saat diberikan vaksinasi booster satu dan dua.
Efektivitas vaksin terhadap rawat inap yang berhubungan dengan COVID-19 terjadi pada orang dewasa dari usia 50 tahun ke atas dengan nilai 55 persen setelah lebih dari 4 bulan setelah melakukan vaksinasi booster pertama atau dosis ketiga. Angka tersebut mengalami peningkatan menjadi hampir 90 persen pasca satu minggu melakukan vaksinasi COVID-19 booster kedua atau dosis keempat.
Menurut CDC, vaksin COVID-19 menjadi satu-satunya alat yang paling penting untuk melindungi orang dari penyakit serius,rawat inap hingga kematian. Mendapatkan vaksinasi saat ini tidak menjamin untuk tidak mengidap varian baru. Namun, melalui vaksinasi dapat mencegah rawat inap hingga kematian yang disebabkan oleh varian BA.5.











































