'Resesi Seks' Bikin Ogah Punya Anak, China Bagi-bagi Uang Buat Biaya Rawat

'Resesi Seks' Bikin Ogah Punya Anak, China Bagi-bagi Uang Buat Biaya Rawat

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 17 Agu 2022 14:02 WIB
Resesi Seks Bikin Ogah Punya Anak, China Bagi-bagi Uang Buat Biaya Rawat
Ilustrasi populasi di China. Foto: AP/Ng Han Guan
Jakarta -

Menyusul kabar resesi seks di China, sejumlah wilayah di negara tersebut menawarkan bantuan uang untuk keluarga-keluarga merawat anak. Misalnya distrik Longwan di Wenzhou yang merupakan kota perdagangan penting bakal memberikan tunjangan pengasuhan anak untuk mendorong lebih banyak kelahiran.

Diketahui, 'resesi seks' diartikan sebagai merosotnya gairah pasangan untuk berhubungan seksual, menikah, dan memiliki anak. Imbas kondisi tersebut, angka kelahiran di China menurun, bahkan diprediksi bakal mencetak rekor terendah tahun ini hingga di bawah 10 juta.

Di Longwan, keluarga dengan dua anak bakal diberi 500 yuan atau setara sekitar Rp 1,1 juta per bulan untuk masing-masing anak berusia di bawah tiga tahun. Sementara pasangan dengan tiga anak akan diberi 1.000 yuan atau setara Rp 2,2 juta per anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan tersebut baru diumumkan oleh otoritas China pada Senin (16/8/2022). Tujuannya, meningkatkan kelahiran dan memulihkan krisis demografi di China yang kini diperparah oleh populasi yang menua dengan cepat.

Menurut laporan pihak kantor distrik Longwan, pada 2021, jumlah kelahiran di distrik tersebut adalah 2.713 dengan tingkat kelahiran 7,91 persen. Angka tersebut terpantau sedikit menurun dibandingkan jumlah kelahiran pada 2020.

ADVERTISEMENT

Namun melihat situasi bagian lain negara tersebut misalnya di Henan selaku provinsi terpadat ketiga di China, angka kelahiran turun 9,5 persen dalam enam bulan pertama 2022, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, Zhang Junyan, pada Maret lalu menyarankan pemerintah daerah untuk menerapkan kebijakan yang membantu beban keuangan keluarga dalam membesarkan anak-anak.

Pada bulan Mei, Tianjin yang berbatasan dengan Beijing menambahkan 60 hari cuti hamil berbayar untuk wanita dan 15 hari cuti melahirkan untuk pria. Setiap orangtua juga diberikan tambahan 10 hari per tahun. Namun penduduk setempat menilai, bantuan sebesar 10 ribu yuan pun tidak akan cukup untuknya merawat lebih banyak anak.

"Dibandingkan dengan rasa sakit melahirkan bayi, biaya membesarkan dan mendidik anak, dan dampak memiliki bayi terhadap perkembangan karir orang tua, terutama ibu, subsidi puluhan ribu yuan tidak cukup untuk membuat saya mengubah rencana saya," kata seorang penduduk, Zhang Luyin, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (17/8/2022).

Pada Juli tahun lalu, kota Panzhihua di Sichuan selaku provinsi terpadat di barat daya China mulai memberikan subsidi bulanan kepada keluarga dengan dua hingga tiga anak sebesar 500 yuan (sekitar Rp 1,1 juta) per bayi hingga usia tiga tahun.

Ibu kota provinsi Hunan, Changsha, menerapkan kebijakan baru minggu lalu dengan memberikan subsidi satu kali 10 ribu yuan kepada keluarga dengan tiga anak.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)
Resesi Seks di China
8 Konten
'Resesi seks' membayangi banyak negara termasuk beberapa negara Asia seperti China dan Singapura. Apa yang terjadi?

Berita Terkait